• Beranda
  • Berita
  • Ketidakpastian koridor kemanusiaan hambat evakuasi WNI di Ukraina

Ketidakpastian koridor kemanusiaan hambat evakuasi WNI di Ukraina

18 Maret 2022 02:12 WIB
Ketidakpastian koridor kemanusiaan hambat evakuasi WNI di Ukraina
Tangkapan layar Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, dalam press briefing yang diikuti dari Jakarta, Kamis (17/3/2022). (ANTARA/Aria Cindyara)

Upaya evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Ukraina menghadapi sejumlah kendala, salah satunya yakni ketidakpastian pembukaan humanitarian corridor (koridor kemanusiaan) yang dapat memberikan jalan bagi tim evakuasi.

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, dalam press briefing yang diikuti dari Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan bahwa hingga saat ini terdapat sembilan WNI yang masih diupayakan evakuasinya, di mana semuanya terletak di kota Chernihiv.

“SItuasi terakhir kalau kita lihat di Chernihiv, ada di utara Kiev, ada di Ukraina utara yang saat ini memang menjadi zona pertempuran. Wilayah daerah yang dikuasai pasukan Rusia,” ujar Judha.

Saat ini pihaknya tengah mengupayakan adanya koridor hijau sebagai jalur aman evakuasi warga negara RI keluar dari kota Chernihiv. Dia mengatakan bahwa perkembangan terakhir di kota tersebut, sempat ada laporan adanya serangan pasukan Rusia yang mencoba masuk namun dapat ditahan oleh pasukan Ukraina.

“Saat ini kondisi WNI kita sudah bisa kita pindahkan yang publik, saat ini ada di satu tempat safe house di kota Chernihiv, ada fasilitas bunker dan pasokan logistik lain,” jelasnya.

Upaya evakuasi terus dilakukan, namun menurutnya proses tersebut beberapa kali harus tertunda karena situasi di rute evakuasi yang masih terjadi pertempuran.

“Demi keselamatan para WNI kita belum bisa gerakkan karena situasi pertempuran yang masih terjadi di zona evakuasi. Kita akan terus lakukan, saat ini sedang dilakukan upaya-upaya evakuasi namun detilnya belum dapat kami sampaikan,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pembentukan koridor kemanusiaan harus disepakati oleh kedua pihak, baik Ukraina maupun Rusia. Pengakuan humanitarian corridor tersebut harus disepakati dan dipatuhi bersama.

“Betul bahwa kesepakatan humanitarian corridor seringkali diucapkan oleh kedua belah pihak, baik Ukraina maupun Rusia, namun detil implementasi humanitarian corridor tersebut belum disepakati seperti kapan dan di mana lokasinya, dan kemudian menuju ke mana ada perbedaan pandangan,” papar Judha, yang menambahkan bahwa koridor kemanusiaan yang tidak diakui oleh salah satu pihak tidak dapat terjamin keamanannya.

Selain koridor evakuasi aman yang belum dapat dipastikan, tantangan lain yang dihadapi tim evakuasi pemerintah RI adalah soal komunikasi.

“Sebagaimana diketahui, di Chernihiv telah mengalami bombardir pihak Rusia beberapa saat yang lalu, jaringan komunikasi terputus jadi komunikasi kita dengan pihak-pihak terkait termasuk WNI sempat terputus,” kata Judha.

Baca juga: Bamsoet minta pemerintah pastikan seluruh WNI di Ukraina dievakuasi
Baca juga: Erick Thohir puji Garuda Indonesia, berhasil evakuasi WNI dari Ukraina
Baca juga: BKSAP: IPU tidak agendakan bahas Isu Rusia vs Ukraina

 

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022