Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat mengirimkan sebanyak 13 perawat yang terdiri atas lulusan SMK dan perguruan tinggi untuk bekerja di Kota Toyota, Jepang.Pengiriman perawat itu sebagai tindak lanjut atas kerja sama dengan Pemerintah Kota Toyota, Jepang
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana di Bandung, Jumat menjelaskan pengiriman perawat itu sebagai tindak lanjut atas kerja sama dengan Pemerintah Kota Toyota, Jepang.
Nantinya, kata dia, mereka ditempatkan di sejumlah pelayanan kesehatan di Kota Toyota seperti di Gunma, Shiga, Fukuoka, Nigata, hingga Kagoshima.
"Saya apresiasi kegiatan ini mudah-mudahan bisa terlaksana. Lebih sering dan banyak peserta melakukan magang juga bekerja di Jepang maupun negara lain," katanya.
Adapun pekerjaan yang bakal mereka dijalani selama di Jepang yaitu sebagai "care worker" atau perawat lansia yang ada di rumah sakit daerah di Kota Toyota.
Sebanyak 13 perawat itu merupakan lulusan dari Poltekkes Kemenkes Bandung, SMKN 15 Bandung, SMK Madani Bandung, Stikes Aisyiyah Bandung, SMK ICB Cinta Teknika, Poltekkes TNI AU Ciumbuleuit, SMK Bhakti Kencana, dan Universitas Padjadjaran.
Baca juga: Jepang bantu Bandung perangkat biodegester
Baca juga: Bandung adopsi penanganan banjir Tokyo
Mereka dijadwalkan berangkat dalam waktu dekat namun dengan waktu yang berbeda-beda. Mereka akan mulai berangkat pada 25 Maret 2022 hingga bulan April.
Ia berpesan kepada para perawat itu agar mampu bekerja dengan baik juga menjaga nama baik Kota Bandung. Karena para perawat ini menurutnya sebagai duta Kota Bandung di Jepang.
"Selama di sana jaga nama baik Kota Bandung. Mereka sebagai delegasi harus membuktikan bahwa warga Bandung itu ramah," kata Yana Mulyana.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, Arief Syaifudin mengatakan pemerintah Jepang menanggung fasilitas tiket pesawat hingga pondok tempat tinggal bagi para perawat tersebut.
Untuk gaji, kata dia, relatif mencukupi yaitu sekitar Rp15-25 juta per bulan. Jika para peserta lulus ujian nasional di Jepang, maka menurutnya pekerjaan mereka otomatis berlanjut.
"Kegiatan kerjasama ini punya waktu lima tahun. Pendapatan para pekerja ini tahun pertama Rp15 juta, tahun berikutnya Rp20 juta hingga Rp25 juta," demikian Arief Syaifudin.
Baca juga: Jabar kirim 75 tenaga magang ke Jepang
Baca juga: Eulis, perawat jompo asal Bandung, berjaya di Kejuaraan Dunia Taichi
Baca juga: Wali Kota Bandung harap begal yang sebabkan perawat meninggal ditangkap
Baca juga: Menpan-RB: RSHS Bandung kekurangan 400 perawat
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022