• Beranda
  • Berita
  • KKP-FAO tebar benih puluhan ribu ikan endemik di Kampar Riau

KKP-FAO tebar benih puluhan ribu ikan endemik di Kampar Riau

18 Maret 2022 17:43 WIB
KKP-FAO tebar benih puluhan ribu ikan endemik di Kampar Riau
Restocking atau tebar benih ikan. ANTARA/HO-KKP
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) melakukan restocking atau tebar benih antara lain 10.000 ekor benih ikan semah dan 80.000 ekor benih ikan baung di sungai Sangolan, Kampar, Riau.

Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar dalam rilis di Jakarta, Jumat, menyatakan aksi itu sebagai upaya menjaga ikan endemik dari kepunahan sekaligus menjamin ketahanan pangan di masa depan.

Antam menegaskan bahwa KKP mengajak seluruh masyarakat agar mulai memikirkan jangka panjang terkait nasib sumber daya ikan, khususnya ikan-ikan lokal di Indonesia yang mulai punah, seperti yang terjadi di Kampar, yaitu pada ikan semah dan ikan baung.

Baca juga: KKP: Perizinan usaha budi daya perikanan Indonesia ikuti panduan FAO

"Yang harus kita pikirkan, jangka panjang, kita pelihara, kita harus memijahkan, agar disegerakan. Saya meminta agar BRSDM (Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan) dapat berkoordinasi, bekerja sama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), bagaimana caranya, di Kampar, Kapuas, Musi, untuk ikan-ikan endemik ini bisa dikembangbiakkan oleh masyarakat," jelas Antam.

Antam juga meminta bantuan dari pemda Kampar agar dapat senantiasa memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan di Kampar.

"Mohon bantuan Bapak Bupati, kita bisa libatkan tokoh agama, kita menangkap dari alam, jadi harus menyayangi alam, penangkapan ikan tidak boleh pakai stroom, racun, maupun bom," tegas Antam.

Baca juga: Kolaborasi melindungi sidat dari ancaman kepunahan

Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta menambahkan bahwa kegiatan restocking ini mendukung program prioritas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam hal pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

Nyoman menjelaskan, Sungai Kampar memiliki keragaman jenis ikan yang tinggi. Tahun 2010, sekitar 58 jenis ditemukan di Sungai Kampar Kanan dan 86 jenis ditemukan di Sungai Kampar Kiri dan salah satunya ikan baung.

Namun, lanjutnya, keanekaragaman jenis ikan tersebut menurun sebanyak 42 persen dan pada 2015 hanya teridentifikasi sebanyak 36 spesies.

"Hal itu disebabkan banyaknya kegiatan penangkapan yang melebihi daya dukung Sungai Kampar itu sendiri. Langkah strategis (restocking) ini guna memastikan dan menjaga keberadaan stok ikan-ikan tersebut di sungai endemik mereka," jelas Nyoman.

Sebagai informasi tambahan, dari hasil kajian stock assesment ikan baung di Sungai Kampar di tiga lokasi sampling yaitu Desa Buluh Cina (danau), Kabupaten Kampar, Desa Maktedoh (rawa banjiran), Kabupaten Pelalawan, Desa Meranti (sungai kampar), Kabupaten Pelalawan menunjukkan bahwa tingkat eksploitasinya sudah diangka 0,81 lebih besar dari 0,5.

Hal ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa tingkat eksploitasi sudah over fishing. Dengan demikian, perlu upaya menurunkan kegiatan penangkapan ikan serta pemulihan sumber daya ikan baung.

Sementara itu, FAO Representative Indonesia and Timor-Leste, Rajendra Aryal berharap kegiatan yang merupakan kerja sama antara KKP dan FAO dengan pendanaan dari Global Environment Facility (GEF) di Kampar ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022