Ia mengatakan dua kapal "fiberglass" yang telah terealisasi untuk transportasi warga dan angkutan barang antarpulau, sedangkan dua motor listrik yang diluncurkan, akan diujicobakan sebagai sarana angkutan barang di kawasan pegunungan, terutama kawasan Kabupaten Mamberamo Raya dan Puncak Jaya.
Dia mengatakan dengan terealisasi sarana transportasi dengan nakhoda melalui dua institusi pendidikan, maka dapat terjadi transfer ilmu agar masyarakat Papua dapat memproduksi sendiri alat transportasi, guna aksesibilitas yang lebih efisien.
"Saat itu mereka tidak percaya diri, bahkan waktu saya sampaikan, oke, kita akan buat kapal fiber. Mereka seolah-olah tidak percaya. Sekarang, kita bisa lihat semua bahwa mereka bisa membuat sendiri itu," ujar dia.
Baca juga: Mensos upayakan pembebasan tanah rumah sehat korban banjir Sentani
Ia mengaku tersentuh, lantaran mahasiswa Papua yang belajar membuat kapal dan motor tersebut selalu memberikan progres pembuatan setiap hari.
Dia mengatakan perahu "fiberglass" tersebut sudah dapat sertifikat kelaikan dari Kementerian Perhubungan, sedangkan motor tersebut baru saja diujicoba di kawasan pegunungan di Malang, Jawa Timur, dan akan diujicoba kembali untuk penyempurnaan.
Saat diujicoba untuk berjalan, Rektor Uncen Apolo Safanpo dan Wakil Rektor IV ITS Mochamad Ashari sepakat untuk membuat "charging station" solar cell untuk penunjang daya dari motor listrik tersebut.
Mensos Risma sempat melakukan uji coba dengan menaiki kapal "fiberglass" buatan mahasiswa Papua.
Ia mengatakan dengan adanya transfer ilmu tersebut, tidak ada lagi perbedaan antara masyarakat di pegunungan dan masyarakat yang hidup di sekitar laut.
Baca juga: Mensos pastikan tidak ada korupsi dalam upaya percepatan ekonomi Papua
Baca juga: Mensos bangunkan ekonomi "Koridor Mamberamo" dari rumah produksi
Baca juga: Mensos Risma dukung teknologi transportasi efisien bagi warga Papua
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022