LGES memiliki 51 persen dari usaha patungan, yang untuk sementara diberi nama "LGES-STLA JV" dan Stellantis memiliki 49 persen, kata LGES dalam pengajuan peraturan, dikutip Reuters, Kamis.
Pembuat baterai Korea Selatan itu menambahkan bahwa dewan menyetujui jaminan utang mengenai usaha patungan dengan Stellantis, yang mencapai 627 juta dollar AS.
Baca juga: Stellantis dan Amazon bermitra, Jeep akan gunakan asisten pintar Alexa
Pada Oktober, LGES dan Stellantis melakukan usaha patungan produksi baterai kendaraan listrik, menargetkan untuk memulai produksi pada kuartal pertama tahun 2024 dan bertujuan untuk memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 40 gigawatt jam baterai.
Dalam pengajuan peraturan terpisah, LGES mengatakan pihaknya berencana untuk mengakuisisi saham senilai 542 juta dollar AS di ES America untuk menanggapi permintaan dari startup EV di Amerika Serikat.
LGES sedang mempertimbangkan untuk membangun pabrik di Arizona untuk memenuhi permintaan di Amerika Serikat, dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters, menambahkan bahwa pabrik tersebut diharapkan untuk memproduksi sel baterai silinder.
LGES memiliki pabrik sendiri di Michigan dan dua usaha patungan baterai dengan General Motors di Ohio dan Tennessee.
"Kami sedang mempertimbangkan lokasi produksi baru, tetapi belum ada yang diputuskan," kata juru bicara LGES.
LGES, yang menghitung Tesla dan Volkswagen di antara pelanggannya, saat ini memiliki lokasi produksi baterai di Amerika Serikat, China, Polandia, Indonesia, dan Korea Selatan.
Baca juga: Maserati luncurkan SUV Grecale
Baca juga: Ford dan Stellantis "recall" ratusan ribu mobil karena masalah wiper
Baca juga: CEO Stellantis sesumbar mampu saingi Tesla
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022