Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa kegiatan Energy Transitions Working Group (ETWG) dalam rangkaian agenda Presidensi G20 yang digelar di Yogyakarta pada 23 dan 24 Maret, menitikberatkan pada transisi energi, khususnya terkait akses, teknologi, dan pendanaan.Untuk ETWG kita memang akan menitikberatkan fokus pada masalah-masalah yang terkait dengan transisi. Kami sudah menetapkan tiga isu, yaitu akses untuk energi atau accessibility, kemudian teknologi, dan pendanaan.
"Untuk ETWG kita memang akan menitikberatkan fokus pada masalah-masalah yang terkait dengan transisi. Kami sudah menetapkan tiga isu, yaitu akses untuk energi atau accessibility, kemudian teknologi, dan pendanaan," kata Menteri ESDM dalam konferensi pers ETWG Presidensi G20 di Yogyakarta, Kamis.
Menteri mengatakan, khusus mengenai akses energi, pemerintah harus memberikan akses kepada seluruh masyarakat untuk bisa menikmati energi, sehingga diperlukan infrastruktur yang mendukung.
"Sebagaimana kita ketahui untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan dibutuhkan teknologi pendukung, bagaimana teknologi yang reliable kemudian juga kompetitif harus bisa di-develop (kembangkan)," katanya.
Baca juga: PLN tandatangani sejumlah komitmen energi hijau di ETWG Yogyakarta
Dari hasil pembicaraan, kata Menteri, dari 46 teknologi baru, baru enam teknologi yang terbukti kompetitif, sehingga dalam perubahan transisi energi, teknologi inilah yang akan membutuhkan dukungan pendanaan yang besar.
"Untuk itu bagaimana 20 negara yang termasuk dalam kelompok G20 yang merupakan memberikan kontribusi 80 persen dari perekonomian dunia ini bisa memberikan dukungan dukungannya," katanya.
Menteri ESDM juga mengatakan, ETWG ini akan berlangsung dalam beberapa tahap, yang pertama di Yogyakarta, kemudian kedua di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan yang ketiga akan dilaksanakan di Bali.
"Sehingga nanti pada program-program ini sudah bisa dicapai satu kesepakatan bersama bagaimana kita mencapai net zero emission, dan jalan transisi mana yang harus kita jalani bersama, kerja sama apa yang harus kita lakukan intinya bagaimana kita bisa mencapai sasaran kita," katanya.
Baca juga: Puan di forum IPU minta negara maju bantu dunia transisi energi bersih
Menteri mengatakan, pemerintah Indonesia mencanangkan target net zore emission pada tahun 2060, sementara banyak negara-negara lain mencanangkan 2050, dan juga ada yang mencanangkan di tahun 2070, karena target capaian itu disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing.
"Dan juga bagaimana seluruh negara ini bisa bekerja sama, berkolaborasi untuk bisa mengakselerasi program-program, kita ketahui akibat dari emisi yang berat ini terjadi perubahan cuaca yang menyebabkan banyak hal-hal yang tidak kita harapkan," katanya.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022