• Beranda
  • Berita
  • Uni Eropa raih kesepakatan LNG AS namun tepis permintaan rubel Rusia

Uni Eropa raih kesepakatan LNG AS namun tepis permintaan rubel Rusia

25 Maret 2022 06:45 WIB
Uni Eropa raih kesepakatan LNG AS namun tepis permintaan rubel Rusia
Fasilitas industri kilang minyak PCK Raffinerie di Schwedt/Oder, Jerman, 8 Maret 2022. Perusahaan menerima minyak mentah dari Rusia melalui pipa "friendship". ANTARA/REUTERS/Hannibal Hanschke/Foto Dokumen
Uni Eropa dan Amerika Serikat akan mengumumkan kesepakatan pada Jumat untuk memasok Eropa dengan lebih banyak gas alam cair AS, sumber mengatakan kepada Reuters, ketika blok Eropa berusaha untuk segera mengekang ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia.

Invasi Ukraina oleh Rusia, pemasok gas utama Eropa, mendorong harga energi yang sudah tinggi ke rekor dan telah mendorong Uni Eropa berjanji untuk memotong penggunaan gas Rusia hingga dua pertiga tahun ini, dengan menaikkan impor dari negara lain dan dengan cepat memperluas energi terbarukan.

Presiden Joe Biden, yang menghadiri KTT para pemimpin Uni Eropa di Brussels pada Kamis (24/3/2022), berjanji Amerika Serikat akan mengirimkan setidaknya 15 miliar meter kubik lebih banyak LNG ke Eropa tahun ini daripada yang direncanakan sebelumnya, sebut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Salah satu sumber menambahkan kesepakatan itu juga akan mencakup ekspor LNG AS yang lebih tinggi ke Uni Eropa pada tahun 2023.

Rusia adalah pemasok gas utama Uni Eropa, mengirimkan total 155 bcm (miliar meter kubik gas alam) gas ke Uni Eropa pada tahun 2021. Sebagian besar datang melalui pipa dan 15 bcm adalah LNG.

Ekspor LNG AS ke Uni Eropa mencapai 22 bcm tahun lalu. Eksportir AS telah mengirimkan rekor volume LNG ke Eropa selama tiga bulan berturut-turut, karena harga melonjak menjadi lebih dari 10 kali lebih tinggi dari tahun lalu, dengan pembeli Eropa dan Asia bersaing untuk mendapatkan pasokan yang ketat.

Moskow pada Rabu (23/3/2022) mengatakan negara-negara "tidak bersahabat", termasuk negara-negara anggota Uni Eropa, harus mulai membayar dalam rubel untuk minyak dan gas Rusia. Hal ini meningkatkan kekhawatiran potensi gangguan pasokan gas Eropa.

Pada Kamis (24/3/2022) beberapa pemimpin Uni Eropa mengatakan permintaan itu bertentangan dengan kontrak pasokan.

"Ada kontrak tetap di mana-mana, dengan mata uang di mana pengiriman harus dibayar menjadi bagian dari kontrak ini," kata kanselir Jerman Olaf Scholz. "Dalam kebanyakan kasus dikatakan euro atau dolar, ini adalah dasar yang sedang kami kerjakan."

"Tidak ada yang akan membayar dalam rubel," kata Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa.

Para pemimpin UE akan sepakat pada Jumat, hari kedua pertemuan puncak mereka, untuk "bekerja sama dalam pembelian bersama gas, LNG dan hidrogen" menjelang musim dingin mendatang, dan mengoordinasikan pengisian penyimpanan gas, tulis rancangan keputusan mereka sebagaimana dilihat oleh Reuters.

Langkah-langkah itu ditujukan untuk membangun penyangga pasokan gas nonRusia. Komisi Eropa eksekutif UE akan memimpin negosiasi yang mengumpulkan permintaan dan mencari gas, mengikuti model yang digunakan blok tersebut untuk membeli vaksin COVID-19.

Baca juga: Uni Eropa sedang mencari jawaban atas krisis pasokan energi
Baca juga: Ekspor gas Rusia ke Eropa tidak terdampak ledakan di Ukraina
Baca juga: Biden dorong negara G20 penghasil energi untuk tingkatkan produksi

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022