Menurut LaNyalla, pandemi COVID-19 menjadi pengalaman berharga bagi bangsa ini untuk menata kembali sektor kesehatan.
"Sebagai sebuah bangsa, kita baru menyadari bahwa ketahanan kita sebagai bangsa di sektor kesehatan ternyata masih sangat lemah," katanya saat memberikan Kuliah Umum Muktamar Ke-31 IDI dengan tema "Nasionalisme Dalam Tubuh Dokter Indonesia Sebagai Dasar Ketahanan Nasional" di Banda Aceh, Jumat.
Baca juga: Ketua DPD RI kagumi perjuangan para dokter sejak kemerdekaan
Senator asal Jawa Timur itu menjelaskan situasi pandemi membuat Indonesia mengetahui kelemahan-kelemahan fundamental yang selama ini belum terungkap.
Ketika terjadi ledakan COVID-19, katanya, rumah sakit nyaris kolaps. Tenaga medis berguguran. Fasilitas kesehatan dan alat medis kekurangan di sana-sini, serta kualitas kesehatan masyarakat yang ternyata rentan dengan penyakit penyerta (komorbid)
"Kita jadi mengetahui, bagaimana industri alat kesehatan kita yang masih didominasi produk impor. Di mana hampir 90 persen alat kesehatan penting ternyata masih impor," katanya.
Baca juga: Ketua DPD LaNyalla dukung pembangunan PLTN di Indonesia
Pemerintah perlu menyiapkan "roadmap" untuk ketahanan nasional di sektor kesehatan secara komprehensif. Serangan COVID-19 sebenarnya bukan yang pertama. Sebelumnya Indonesia pernah mengalami wabah virus flu burung dan lain-lain.
Bahkan, kata dia, bangsa ini masih akan menghadapi ancaman kesehatan yang diprediksi akibat dampak perubahan iklim ("climate change") bila tidak mampu diatasi oleh masyarakat internasional.
"Jadi roadmap membangun ketahanan sektor kesehatan dalam perspektif kedaulatan bangsa sangat penting. Di sinilah Ikatan Dokter Indonesia harus mengambil peran penting dan revolusioner," kata LaNyalla.
Baca juga: Ketua DPD minta Polri usut aktor utama penipuan investasi bodong
Menurut LaNyalla, sebagai sebuah bangsa sangat penting untuk memperkuat ketahanan di sektor strategis, seperti sektor kesehatan, sektor pangan, pendidikan, pertahanan, dan keamanan.
Maka untuk memperkuat ketahanan di sektor kesehatan, katanya, harus dilakukan dengan menelaah persoalan yang ada di hulu, bukan persoalan yang ada di hilir.
"Salah satu persoalan hulu kesehatan nasional kita, selain lemahnya fasilitas kesehatan, terutama di luar Jawa dan daerah kepulauan, juga sebaran dokter yang kurang merata," katanya.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022