• Beranda
  • Berita
  • Proyek Lestari Brodo, melestarikan budaya dengan gaya

Proyek Lestari Brodo, melestarikan budaya dengan gaya

27 Maret 2022 09:31 WIB
Proyek Lestari Brodo, melestarikan budaya dengan gaya
Dian Sastrowardoyo berpose mengenakan sepatu Kaliku Ina, hasil kolaborasi Brodo dengan Yayasan Dian Sastrowardoyo. (ANTARA/ HO Brodo)
Apa yang kita lakukan hari ini bisa berdampak bagi generasi di masa mendatang, berdasarkan keyakinan itu, Brodo memulai Proyek Lestari.

Proyek ini adalah sebuah inisiasi yang diambil dengan kesadaran bahwa sebagai Brodo ingin tumbuh bersama sekitar, tumbuh berkembang tanpa mengabaikan sekeliling.

Proyek Lestari dibuat dengan mengacu pada 3 Prinsip Lestari Brodo, yaitu lebih baik bagi bumi, lebih baik bagi para mitra, dan pelestarian budaya.

Baca juga: 200 pasang sepatu Virgil Abloh terjual Rp358 miliar

Baca juga: Lima jenis alas kaki yang sebaiknya dimiliki para pria


Salah satu prinsip tersebut, yakni pelestarian budaya diwujudkan melalui kolaborasi bersama Dian Sastrowardoyo, seorang pekerja seni dan pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo.

Dian yang jatuh cinta dengan kain tenun Sumba meyakini nilai yang sejalan dengan Brodo dalam pelestarian budaya. Kolaborasi ini melahirkan dua pasang sepatu yang diberi nama Kaliku Ina.

“Buat saya, Kain tenun Sumba adalah salah satu dari wastra Indonesia terbaik dan layak dihargai. Dari proses pembuatannya yang rumit dan panjang,sampai makna di balik motif-motifnya yang sarat dengan filosofi, semua menyimpan cerita yang perlu dihargai," ujar Dian melalui keterangan pers, Minggu.

Kaliku Ina

Inspirasi kolaborasi untuk Kaliku Ina ini datang dari Sumba di Timur Indonesia. Brodo secara langsung melakukan riset di Sumba Timur yang memberikan inspirasi untuk mengaplikasikan 3 motif atau simbol dari kain tenun ikat Sumba yang sudah melewati fase emphatize, design dan reinterpretation sehingga menjadi corak dasar sepatu berwarna terakota dan indigo ini.

Inspirasi lain juga datang dari tiga pilar yayasan milik Dian yaitu pemberdayaan perempuan, pelestarian budaya dan seni, serta pendidikan.

"Saat kita mengenakan kain tenun, selain melestarikan budaya, kita juga tengah menghargai jerih payah para penenun yang menitipkan harapan lewat kain yang mereka buat buat menghidupi keluarganya. Jadi saya menyambut dengan antusias ajakan dari Brodo untuk meningkatkan value dari kain tradisional ini menjadi produk yang wearable dan juga lestari," ujar Dian.
Desain sepatu Kaliku Ina, hasil kolaborasi Brodo dengan Yayasan Dian Sastrowardoyo. (ANTARA/ HO Brodo)


Motif pertama adalah Kakatua yang mewakili semangat persahabatan dan persatuan kita sebagai orang Indonesia dengan berbagai latar belakang suku, agama, dan ras yang berbeda. Bagi orang-orang Sumba, Kakatua dianggap sebagai kawanan burung yang selalu berkelompok dan tidak pernah membiarkan kawanannya terbang sendiri.

Motif kedua adalah ayam jantan sebagai analogi dari rasa keberadaan atau eksistensi. Ayam jantan menjadi penanda bahwa hari sudah dimulai, sudah waktunya untuk kembali bekerja dan mengejar mimpi. Ayam jantan juga menyimbolkan pemimpin yang melindungi.

Ayam jantan adalah salah satu di antara 3 hewan yang disakralkan dalam kepercayaan Marapu. Lewat hati dan ususnya, para imam Marapu bisa membaca garis masa depan kehidupan, dan mengingatkan sesuatu tentang hari ini.

Motif ketiga adalah Mamuli, yaitu simbol yang menstilasi bentuk rahim sebagai perwajahan ibu yang paripurna. Dari rahim kita berasal, dalam rahim kita pertama merasakan bagaimana hangatnya sosok ibu dan perlindungan dari seorang ibu.

Setelah kita lahir dan menua, sejatinya kita akan kembali kepada rahim (ibu pertiwi). Ibu adalah guru pertama kita, pembimbing yang mengayomi dan membantu disaat kita jatuh dalam setiap langkah di dunia ini.

Kaliku Ina menggunakan bahan tenun sumba sebagai upper-nya dengan pengaplikasian pola pada siluet sepatu vulkanisir Vantage V.2 Hi milik Brodo. Ke depannya sepatu ini akan diperkenalkan ke pasar internasional sehingga bisa menjadi sumber penghasilan baru yang berkelanjutan bagi penduduk Sumba.

Sepatu Kaliku Ina akan dilelang dalam acara Proyek Lestari Brodo yang digelar pada 27 Maret 2022 di M Bloc Space, Jakarta Selatan. Hasil lelang seluruhnya akan disalurkan menjadi sepatu untuk anak-anak di Nusa tenggara Timur melalui Yayasan Dian Sastrowardoyo.

“Ternyata di saat kita nyaman bersepatu kemana-mana, sepatu itu adalah barang yang mewah buat adik-adik para pelajar di berbagai tempat di Indonesia Timur," ujar CEO Brodo Yukka Harlanda.

Brodo menemukan bahwa masih banyak anak-anak di wilayah Indonesia Timur yang bersekolah tanpa bersepatu, dan berjalan kaki dengan jarak dari rumah berkilo-kilo meter jauhnya.

"Brodo menyadari ini adalah isu serius yang layak kita bantu. Selain fungsional, buat adik-adik di Indonesia Timur, sepatu juga punya dampak penting secara psikologis yaitu memberi semangat buat mereka bersekolah dan menuntut ilmu. Jadi as simple as giving a shoe saja itu bisa punya dampak jangka panjang," tambah Yukka.

Pada acara Proyek Lestari Brodo, Brodo juga ingin memperkenalkan beberapa Mitra Lestari Brodo yang punya tujuan sama dalam prinsip memberikan yang lebih baik bagi bumi.

Mitra-mitra tersebut adalah Mycotech yang menyediakan material berkinerja tinggi dan berkelanjutan, kemudian Bell Society perusahaan biomaterial yang memproduksi misel, bahan ramah lingkungan yang dibuat dengan mengubah sumber organik dengan menggunakan kekuatan bakteri.

Selain itu ada Plepah, proyek pemberdayaan desa melalui budidaya limbah pelepah pinang sebagai komoditas ekonomi alternatif. Lalu Brodo juga bekerjasama dengan komunitas sosial Ketimbang Ngemis Bandung yang didirikan untuk mengapresiasi orang-orang yang masih mau berusaha mencari nafkah dalam keterbatasan fisik ataupun usia dan menolak untuk mengemis.

Terakhir ada Pattern X selaku perusahaan yang berfokus pada upcycling sepatu dengan melakukan perbaikan atau modifikasi dari sepatu bekas atau rusak.

Ini akan menjadi perjalanan panjang bersama Brodo dan para mitra yang berkomitmen untuk mengurangi dampak berbahaya bagi lingkungan dengan lebih bertanggung jawab atas material yang digunakan, mulai dari mencari alternatif material kulit, alternatif kemasan ramah lingkungan, bahkan memberi kesempatan kedua untuk sepatu bekas yang masih layak pakai.

Baca juga: Sepatu-sepatu berkesan impor ini ternyata buatan Indonesia lho

Baca juga: Menjajal adidas Ultraboost 22, sepatu lari untuk perempuan

Baca juga: ASICS perkenalkan sepatu GEL-NIMBUS 24 dengan fitur baru



Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022