• Beranda
  • Berita
  • Menkes: Penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia makin membaik

Menkes: Penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia makin membaik

28 Maret 2022 18:09 WIB
Menkes: Penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia makin membaik
Sejumlah warga tetap beraktivitas di tengah pandemi COVID-19 di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Senin (28/2/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom/aa.

Insya Allah kita akan mulai transisi dari pandemi menjadi endemi

Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini makin membaik.

"Situasi penanganan pandemi kita terus membaik. Angka konfirmasi positif maupun kematian harian terus menurun," kata Menkes RI Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers di Jakarta, Senin.

Ia menuturkan angka keterisian kamar di rumah sakit saat ini juga sudah di bawah 10 persen dan positivity rate sudah kembali normal di bawah 5 persen.

Pencapaian itu diperoleh karena kerja sama semua pihak dan masyarakat Indonesia termasuk tenaga kesehatan.

"Saya khususnya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan atas dedikasi dan kerja keras serta dukungan yang telah diberikan untuk bisa bersama-sama kita bekerja bagi masyarakat, melayani masyarakat dan membuat mereka hidupnya menjadi lebih sehat," ujarnya.

Menkes Budi menuturkan kontribusi tenaga kesehatan dari berbagai profesi sangat signifikan dalam mengendalikan pandemi COVID-19 agar benar-benar terkendali.

Baca juga: Menkes: Pemerintah pertimbangkan ubah status COVID-19 menjadi endemi

Baca juga: Pemerintah siapkan strategi transisi pandemi COVID-19 menjadi endemi


"Insya Allah kita akan mulai transisi dari pandemi menjadi endemi," kata Menkes.

Untuk itu, Menkes Budi mengajak semua pihak termasuk tenaga kesehatan untuk fokus kepada langkah-langkah pengendalian pandemi dan membangun masyarakat Indonesia yang lebih sehat.

Sebelumnya, Menkes Budi mengatakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah meminta mempersiapkan skenario untuk mengubah pandemi COVID-19 menjadi endemi.

Seluruh fase pandemi di dunia, kata dia, pada akhirnya selalu menjadi endemi hanya saja membutuhkan persiapan.

Merujuk sejarah pandemi di dunia, menurut dia, selalu membutuhkan banyak faktor pertimbangan untuk mengubah menjadi endemi.

"Enggak pernah faktor kesehatan saja. Ada faktor sosial, politik, ekonomi, budaya yang menjadi pertimbangan baik seorang pimpinan negara maupun dunia mengubah itu menjadi pandemi sebagai endemi," kata dia seusai seminar "Recover Together, Recover Stronger: G20 dan Agenda Strategis Indonesia" di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (17/3).

Sesuai masukan para epidemiolog, laju penularan atau reproduction rate (Rt) harus ditekan di bawah 1 dalam rentang tiga hingga enam bulan, serta cakupan vaksinasi dua dosis minimal mencapai 70 persen dari populasi.

Sementara Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menekankan keberhasilan pada masa transisi pandemi menuju endemi ditentukan dari perilaku aman yang dijalankan masyarakat pada saat beraktivitas sehari-hari.

“Pada prinsipnya, peluang penularan COVID-19 tidak dapat dielakkan. Cara terbaik untuk menekan peluang penularan semaksimal mungkin yaitu dengan menutupi setiap celah penularannya, baik saat sebelum, dalam perjalanan maupun sesudahnya,” katanya dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia per 15 Maret 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (15/3).

Ia mengatakan supaya negara dapat berhasil melewati masa transisi, beberapa perilaku aman untuk menjalankan produktivitas saat masa pandemi COVID-19 melalui disiplin protokol kesehatan harus diterapkan.

Baca juga: Teknologi kesehatan bisa bantu pandemi menjadi endemi

Baca juga: Kendalikan laju penularan COVID-19 agar pandemi menjadi endemi

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022