Adanya populasi yang terlantar juga menyulut (kasus) TBC di banyak hal
Deputy Executive Director dari Stop TB Partnership Suvanand Sahu mengatakan penyakit Tuberkulosis (TBC) dapat menjadi ancaman bagi sistem keamanan kesehatan secara global dan perlu dibahas lebih lanjut dalam Presidensi G20.
“G20 harus mengakui TBC sebagai ancaman keamanan kesehatan global dan memasukkan eliminasi TBC dalam Pandemic Preparedness and Respons (PPR),” kata Sahu dalam Webinar 1st Health Working Group Side Event on Tuberculosis-Day 2 yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Sahu menuturkan tuberkulosis merupakan penyakit yang dapat menginfeksi seseorang melalui ruang udara, penyakit tersebut juga dapat menyebar cepat tanpa melihat batas-batas negara. Seseorang yang terkena tuberkulosis dapat menginfeksi 15 orang lainnya.
Infeksi yang dimiliki tuberkulosis juga mematikan yakni sebesar 15 persen. Akibat dari infeksi tersebut, ditemukan sekitar 10 juta kasus setiap tahunnya dan 1,5 juta kematian. Angka tersebut dapat bertambah secara tidak terduga.
Menurut Sahu, adanya beberapa varian dari tuberkulosis yang resistan terhadap obat atau sangat sulit diobati juga menjadi suatu ancaman bagi keamanan kesehatan global karena memiliki daya mortalitas yang sangat tinggi.
Baca juga: G20 berpeluang dongkrak investasi global untuk eliminasi TB
Baca juga: Menkes: Penanganan tuberkulosis butuh investasi ilmu pengetahuan
“Kami memiliki sejarah bahwa penurunan sosial-ekonomi dan adanya populasi yang terlantar juga menyulut (kasus) TBC di banyak hal,” ujar dia.
Sahu pun memberikan sejumlah rekomendasi yang dapat dilakukan oleh seluruh negara dalam Presidensi G20. Salah satunya adalah meningkatkan investasi untuk mengakhiri tuberkulosis di seluruh dunia.
Setiap negara juga harus menyoroti bahwa sebagian besar dari investasi tambahan untuk tuberkulosis dapat berasal dari sistem keuangan yang berkomitmen untuk Pandemic Preparedness and Respons (PPR).
Dirinya mengatakan G20 pun harus berperan menciptakan peluang bagi setiap negara untuk membahas secara lebih lanjut aspek teknis baru yang bernama Airbone Infection Defence Approach yang dapat menjadi sebuah upaya nyata untuk investasi tujuan ganda pada penyakit tuberkulosis ataupun PPR.
Dengan demikian, segala macam bentuk upaya dalam mengeliminasi penyakit tuberkulosis harus menjadi prioritas dunia dalam mempertahankan ketahanan kesehatan global.
“Upaya eliminasi TBC harus menjadi prioritas untuk ketahanan kesehatan global,” kata Sahu.
Baca juga: Partisipasi generasi muda penting untuk sebar "awareness" soal TBC
Baca juga: Nutrisi yang tepat dibutuhkan pasien tuberkulosis
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022