Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menyebut perubahan peran dari strategic holding menjadi activist holding yang dilakukan perseroannya menjadi kunci utama keberhasilan transformasi bisnis yang terbukti meningkatkan kinerja.Dengan sentralisasi, holding mengambil peran yang lebih aktif di dalam operasional Perusahaan, terutama untuk fungsi-fungsi strategis seperti pemasaran, pengadaan, riset, pengembangan, juga untuk fungsi SDM, IT dan beberapa fungsi lain
“Dengan sentralisasi, holding mengambil peran yang lebih aktif di dalam operasional Perusahaan, terutama untuk fungsi-fungsi strategis seperti pemasaran, pengadaan, riset, pengembangan, juga untuk fungsi SDM, IT dan beberapa fungsi lain," kata Bakir dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Transformasi yang dilakukan PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meningkatkan kinerja Perusahaan di berbagai bidang. Bakir mengungkapkan bahwa perusahaan telah menerapkan strategic house dengan lima pilar strategi guna mewujudkan transformasi di Pupuk Indonesia.
Lima pilar tersebut antara lain fokus pada pelanggan, fokus pada riset dan inovasi, keunggulan operasi dan rantai pasok, optimalisasi dan pengamanan bahan baku serta keberlanjutan perusahaan dan ekonomi sirkular.
Sentralisasi pemasaran, menurut Bakir, memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan kinerja penjualan terutama untuk pasar komersil dan ritel. “Dengan sentralisasi pemasaran, tidak ada lagi persaingan antar anak perusahaan. Kami bisa dengan lebih baik mengatur rantai pasok sehingga penjualan dan distribusi lebih optimal," katanya.
Berkat sentralisasi ini, lanjut dia, PT Pupuk Iskandar Muda pada awal 2021 lalu untuk pertama kalinya bisa melakukan ekspor ke Srilanka. Distribusi pupuk pun menjadi lebih baik karena holding dapat mengatur distribusi antara anak perusahaan.
Melalui sentralisasi ini juga pelayanan terhadap pelanggan menjadi lebih baik karena bisa dilakukan satu pintu. Pelanggan cukup menghubungi Pupuk Indonesia, sudah bisa mendapatkan layanan dan produk yang disediakan oleh seluruh anak perusahaan. Selain itu sentralisasi juga memudahkan strategi branding dan promosi produk.
Secara umum, kinerja Pupuk Indonesia Grup di tahun 2021 dapat dikatakan cukup memuaskan. Total produksi, baik pupuk maupun non pupuk mencapai 19,52 juta ton, atau 100,7 persen dari RKAP.
Produksi ini dibarengi juga dengan tingkat efisiensi yang baik, dimana consumption rate untuk urea adalah sebesar 27,45 MMBTU/ton dan untuk amoniak sebesar 35,51 MMBTUN/ton. Keduanya mencapai 99 persen dari RKAP.
Total penjualan, baik pupuk maupun non pupuk, mencapai 14,19 juta ton atau 100,8 persen dari RKAP. “Kami juga sudah menyalurkan 7,92 juta ton pupuk bersubsidi di tahun 2021," kata Bakir.
Bakir menjelaskan bahwa proses transformasi Pupuk Indonesia berhasil meningkatkan EBITDA sebesar Rp1,03 triliun. Faktor yang berperan dalam peningkatan EBITDA antara lain meningkatnya penjualan sektor ritel, baik melalui Retail Management, Program Makmur, kemudian dari proses Inbound dan Outbound Supply Chain sebagai hasil dari pengadaan bersama, sentralisasi pemasaran, dan juga dari hasil optimalisasi asset.
“Untuk Program Makmur, sebagaimana telah dicanangkan Menteri BUMN, kami mentargetkan program ini bisa menjangkau luas tanam 250 ribu hektar dengan beberapa komoditi prioritas seperti padi, jagung, tebu dan juga kopi”, kata Bakir. Di tahun 2021, realisasi luas tanam Program Makmur mencapai 71.612 hektar.
Di tahun 2022, beberapa Proyek Strategis yang akan dilaksanakan antara lain, proyek pabrik urea, amoniak dan methanol di Papua Barat, Proyek Pusri 3B di Pusri Palembang, proyek Katalis Merah Putih di Cikampek, serta penyelesaian Proyek NPK di PT PIM.
“Kami juga melakukan penajaman bisnis bagi beberapa anak perusahaan. Misalnya, PT Mega Eltra yang fokus pada bisnis trading, kemudian PT PI Energi yang berganti nama menjadi PI Utilitas sehingga bisa berbisnis pada layanan utilitas pabrik," kata Bakir.
Program strategis lainnya adalah Retail Management di kios-kios jaringan Pupuk Indonesia. “Retail management telah terbukti berhasil meningkatkan penjualan produk retail hingga 600 ribu ton. Lewat program ini kami berusaha menjamin ketersediaan pupuk non subsidi di seluruh kios sehingga petani tidak kesulitan mencari produk-produk kami. Kami juga melakukan program benefit model untuk kios-kios guna meningkatkan loyalitas kios dan pelanggan," jelas Bakir.
Perusahaan juga telah mengembangkan Distribution Control and Planning System (DPCS) untuk memonitor distribusi pupuk dari pabrik hingga ke gudang-gudang distributor di daerah. Dan untuk memudahkan kios dan pendataan penebusan pupuk baik subsidi dan non subsidi, telah dikembangkan RMS atau Retail Management System.
Pupuk Indonesia juga telah melakukan perubahan struktur organisasi sehingga menjadi lebih kuat menghadapi tantangan bisnis ke depan. “Kami berusaha menciptakan kultur perusahaan yang kolaboratif dan high performing, dengan pengelolaan talenta dan penguatan organisasi”, kata Bakir.
Baca juga: Transformasi bisnis Pupuk Indonesia dongkrak EBITDA 2021
Baca juga: Pupuk Indonesia sabet penghargaan Digital Innovation Award 2022
Baca juga: Pupuk Indonesia Grup raih 20 penghargaan PR Indonesia Award 2022
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022