Tim peneliti Universitas Indonesia (UI) dipimpin sosiolog senior Prof Paulus Wirutomo akan melakukan penelitian kasus tengkes (stunting) di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah.Ada dua desa yang akan diteliti selama satu pekan, yakni Desa Wadas Kecamatan Kandangan dan Desa Tanurejo Kecamatan Bansari
Tim peneliti UI itu yang datang bersama Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda, Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri diterima Bupati Temanggung M. Al Khadziq di Loka Bhakti Praja Setda Temanggung, Kamis.
Paulus Wirutomo menyatakan tim UI akan melakukan kajian stunting di Kabupaten Temanggung, dengan segala persoalan dibaliknya, misalnya perkawinan anak.
Ia menyebutkan ada dua desa yang akan diteliti selama satu pekan, yakni Desa Wadas Kecamatan Kandangan dan Desa Tanurejo Kecamatan Bansari.
Menurut dia hasil dari penelitian akan dijadikan model perencanaan secara nasional dalam penurunan stunting.
"Stunting itu penyebabnya masih membingungkan karena faktornya banyak. Oleh karena itu kami akan teliti bagaimana pemecahan masalahnya," katanya.
Ia menjelaskan metode penelitian menggunakan diskusi kelompok terarah (FGD), dengan melakukan diskusi kelompok bersama ibu-ibu dan bapak-bapak, kemudian juga akan melakukan wawancara mendalam dengan para tokoh, supaya permasalahan di FGD bisa didalami.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda, Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri mengatakan, kedatangannya untuk mengantarkan tim kajian yang dipimpin Paulus Wirutomo guna mencari penyebab stunting.
Ia mengatakan penelitian itu merupakan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
"Selain penelitian, kami juga akan mendorong revitalisasi KUA karena penting sebab di dalamnya ada bimbingan perkawinan. Kami berharap tim kajian bisa bekerja dengan baik dan diterima supaya mendapat informasi yang diharapkan, supaya Pemkab Temanggung dapat mengetahui betul akar masalah stunting termasuk pembangunan SDM-nya," katanya.
Bupati Temanggung M. Al Khadziq menyambut baik dengan adanya penelitian ini, karena kajian secara ilmiah dapat dijadikan pijakan Pemkab Temanggung untuk mengambil keputusan, atas persoalan stunting di Temanggung. Selama ini baru sampai tahap hipotesa saja apa penyebab masalah stunting.
Beberapa hipotesa penyebab masalah stunting di Temanggung, antara lain perkawinan dini, tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah, asupan gizi yang kurang karena adanya pandemi COVID-19, dan tingkat ekonomi atau kemiskinan di masyarakat.
"Selama ini kami hanya berandai-andai saja, dengan hipotesa-hipotesa, maka melalui penelitian akan ditemukan jawaban pasti penyebab tingginya stunting itu apa," katanya.
Menurut dia begitu ditemukan jawaban pasti secara ilmiah, maka akan menjadi dasar pengambilan kebijakan bagi Pemkab Temanggung dalam penanganan stunting.
Melalui penelitian ini, Temanggung juga akan menjadi wilayah percontohan bagaimana menangani stunting bagi daerah lain di seluruh Indonesia, demikian M. Al Khadziq .
Baca juga: BKKBN: Jateng masuk kasus "stunting" berprevalensi tinggi Indonesia
Baca juga: Pemerintah pusat dan daerah terus bersinergi turunkan kasus tengkes
Baca juga: Stunting dan TBC prioritas penanganan Kemenkes di Jateng
Baca juga: Angka stunting di Temanggung masih 29,98 persen
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022