Perubahan suasana hati, gangguan tidur, sensasi rasa panas atau hot flashes, buang air kecil lebih sering, vagina kering dan lainnya.
Beberapa masalah tersebut memang tidak dialami oleh setiap wanita. Namun, ada cara untuk meringankan gejalanya.
Baca juga: Delapan vitamin esensial yang diperlukan wanita 40 tahun
Ahli gizi Lovneet Batra dari India mengatakan diet sehat dapat membantu meringankan gejala menopause. Dia juga membagikan diet apa saja yang bisa dikonsumsi oleh pada wanita yang sedang mengalami menopause, seperti dilansir Indian Express pada Jumat.
Diet kaya protein
Makan protein secara teratur dapat membantu mencegah hilangnya massa otot tanpa lemak yang terjadi seiring bertambahnya usia. Jadi, wanita yang mengalami menopause harus makan lebih banyak protein, sekitar 60-75 gram protein dan untuk setiap kali makan tambahkan 20-25 gram protein berkualitas.
Makanan kaya protein termasuk daging, ikan, telur, kacang-kacangan dan susu.
Konsumsi asam lemak omega-3
Menurut penelitian, omega-3 dapat menurunkan frekuensi hot flashes dan intensitas keringat pada malam hari. Makanan yang kaya asam lemak omega-3 termasuk ikan berlemak (makarel, salmon dan ikan teri) dan biji-bijian seperti biji rami, biji chia, dan biji sabja.
Makan makanan kaya kalsium, vitamin D, magnesium dan vitamin K
Perubahan hormonal selama menopause dapat menyebabkan tulang melemah sehingga meningkatkan risiko osteoporosis. Jadi, tingkatkan konsumsi produk susu (yoghurt, keju, dan susu), lentil, pseudocereals (amaranth), kacang-kacangan dan biji-bijian.
Tambahkan makanan yang mengandung estrogen nabati
Fitoestrogen adalah senyawa tanaman alami yang dapat meniru efek estrogen dalam tubuh. Oleh karena itu, mereka dapat membantu menyeimbangkan hormon. Makanan yang kaya fitoestrogen termasuk kedelai dan produk kedelai, tahu, tempe, biji rami, buncis, kacang tanah.
Sertakan juga makanan yang kaya serat dan antioksidan (biji-bijian, buah-buahan dan sayuran) untuk mendukung kesehatan jantung.
Baca juga: Hubungan unik hipertensi dan perempuan
Baca juga: Kenali atrofi vagina yang bisa ditandai gatal
Baca juga: Benarkah endometriosis mereda saat wanita "menopause"?
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022