Menurut Mardani, Presiden Jokowi berpesan bahwa karakter adaptif itu penting untuk melihat situasi Indonesia dan global yang terus didera hal-hal tidak terduga, seperti pandemi COVID-19 dan invasi Rusia terhadap Ukraina.
"Setelah COVID mau membaik, sehabis itu ada lagi perang, banyak yang tidak terduga sehingga beliau menyarankan pengusaha muda yang tergabung dalam HIPMI untuk selalu beradaptasi dengan situasi yang tidak terduga," kata Mardani dalam keterangan pers selepas audiensi dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Baca juga: Presiden Joko Widodo salurkan BLT minyak goreng di Jambi
Mardani mengatakan Presiden berpesan bahwa salah satu bentuk karakter adaptif tersebut adalah keberanian untuk melakukan inovasi dan meminta HIPMI terus berperan aktif agar bonus demografi Indonesia pada 2030-2035 dapat dioptimalkan.
"Salah satunya dulu nikel, kita hanya mengirim bahan baku, sekarang mengirim bahan setengah jadi. Itu akan berlanjut ke mineral-mineral lain dan menyerap pekerjaan untuk bangsa Indonesia. Yang harusnya disambut oleh pengusaha-pengusaha muda Indonesia khususnya di HIPMI agar bisa berjalan, apalagi dalam menyambut era bonus demografi pada 2030 yang sebentar lagi akan dihadapi bangsa ini," kata Mardani.
Baca juga: Presiden minta jajaran kabinet tak lagi suarakan isu penundaan pemilu
Baca juga: Presiden Joko Widodo instruksikan amankan ketahanan pangan dan energi
Di sisi lain, Mardani beserta jajarannya di HIPMI mengaku sangat mendukung arahan Presiden Jokowi yang meminta 40 persen anggaran baik itu APBN, APBD maupun anggaran BUMN untuk diarahkan membeli produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal.
Mardani mengaku telah mendapat jaminan bahwa Presiden akan mengawasi langsung pelaksanaan kebijakan tersebut.
"Hal itu akan disambut positif para pengurus HIPMI di daerah maupun para pengusaha di Indonesia," katanya.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022