Kepala BKKBN Gorontalo Hartati Suleman pada kegiatan itu mengatakan angka prevalensi stunting tahun 2021 di Gorontalo mencapai 29 persen, atau turun 5,9 persen dibanding tahun 2019.
Menurut dia, Kabupaten Pohuwato menjadi daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi dengan angka mencapai 34,6 persen, kemudian diikuti Kabupaten Boalemo sebesar 29,8 persen.
Baca juga: BKKBN: Data presisi sangat penting dalam pencegahan stunting
Selanjutnya Kabupaten Gorontalo Utara sebesar 29,5 persen, Kabupaten Gorontalo sebesar 28,3 persen, Kota Gorontalo sebesar 26,5 persen, sedangkan Kabupaten Bone Bolango menjadi daerah dengan angka prevalensi terendah dengan angka mencapai 25,1 persen.
"Untuk mendukung tercapainya konvergensi kebijakan penurunan stunting di daerah maka diperlukan peran pendampingan perguruan tinggi terhadap pemerintah daerah," ujarnya.
Pendampingan perguruan tinggi kepada pemerintah daerah dalam percepatan penurunan stunting merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca juga: BKKBN minta pemda fokus pada calon pengantin untuk mencegah stunting
Dengan demikian, kata dia, pendampingan perguruan tinggi kepada pemerintah daerah melalui Tri Dharma perguruan tinggi tidak terlepas dari tujuan pendidikan tinggi.
Menurut dia, sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan pendampingan perguruan tinggi kepada pemerintah daerah dalam percepatan penurunan stunting harus didorong sebagai sebuah implementasi dari segenap inovasi yang ada pada perguruan tinggi dalam kerangka percepatan penurunan stunting.
Baca juga: Pakar: Stunting ancam bonus demografi 2045
"Semoga Tim Konvergensi dapat berjalan dengan baik di kabupaten dan kota," kata Hartati.
Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022