"Cinta produk lokal itu tidak sekedar bangga, namun dengan melestarikan, mengonsumsi sudah merupakan dukungan yang paling utama," kata Manajer Lisa P Sanjoyo pada pembukaan, Kamis (7/4) lalu.
Dia menjelaskan, ini merupakan bentuk upaya melestarikan dan mengenalkan makanan tradisional kepada generasi muda dengan semangat "Discover Local" yang mendukung UMKM serta peracik makanan tradisional.
Baca juga: Kuliner raksasa kerak telur meramaikan Lebaran Betawi
Menu yang disuguhkan antara lain adalah ketupat babanci, laksa Betawi, sengkulun, bubur ase, sayur besan dan bubur cace. Executive Chef Moch Feisal Rachman meracik langsung semua makanan tersebut.
Menu-menu pilihannya yang diangkat merupakan hasil kolaborasi peracik makanan khas Betawi, bang Zazri.
Adanya menu-menu tersebut diharap bisa membawa tamu bernostalgia mencicipi makanan yang pernah populer di masa lampau. Kehadiran menu istimewa ini juga diharapkan bisa membantu mengangkat kembali makanan Betawi yang jarang terdengar dan memperkenalkannya kepada lebih banyak orang.
"Hampir dari nama-nama tersebut pasti ada beberapa yang belum tahu, atau pernah dengar tetapi belum pernah merasakannya dan membawakannya kembali nostalgia hidangan tempo dulu yang pernah populer di zamannya," kata Lisa.
Salah satu penyebab masakan tradisional ini kian langka adalah karena sulitnya mencari bahan baku.
Sayur babanci, misalnya, dibuat dari 21 bahan yang setengahnya sudah sulit dicari. Bahan-bahan lain yang dibutuhkan untuk memasak makanan ini meliputi cabe merah besar, bawang merah, bawang putih, kemiri, kencur, lengkuas, jahe, sereh, daun jeruk, bunga bintang (star anise), asem, kunyit, terasi, daging kelapa muda, daun salam dan kapulaga sebagai penguat rasa.
Baca juga: Jelajah sejarah dan kuliner di Kota Tua Jakarta
Baca juga: Sayur babanci, kuliner "galau" khas Betawi
Baca juga: Jelajah kuliner & budaya Betawi lewat tur virtual keliling ibu kota
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022