Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengungkapkan Kementerian Perdagangan akan fokus pada promosi dan penguatan ekosistem untuk pengembangan industri fesyen muslim nasional.
“Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk halal dunia pada 2024, termasuk produk fesyen muslim,” ujar Didi, dikutip dari siaran resmi, Minggu.
Acara hasil kerja sama Kemendag dan Indonesia Fashion Chamber (IFC), Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Mustika Ratu dan Gandaria City menghadirkan gelar wicara hingga trunk show dari jenama fesyen muslim Indonesia ini tayang di kanal Youtube Kementerian Perdagangan.
Jenama fesyen muslim yang dihadirkan meliputi Khanaan, Kami, Raegitazoro, Tenun Gaya by Wignyo, L.tru, Najua Yanti, Deceusuzan, Irna La Perle, Reborn29 by Syukriah Rusydi serta Sofie.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Miftah Farid mengungkapkan, JMFW merupakan upaya untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk fesyen muslim Indonesia kepada pasar global guna memajukan industri fesyen muslim Indonesia sekaligus meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Sebagai bentuk sosialisasi, telah dilakukan berbagai rangkaian kegiatan Road to JMFW 2023 yang meliputi berbagai seminar web, inkubasi, dan promosi.
Miftah melanjutkan, selain In Store Promotion “Ramadan Fashion Festival 2022” rangkaian kegiatan Road to JMFW 2023 adalah seminar hibrida Road to JMFW yang dilakukan sebanyak lima seri dan webinar Connecting Worlds’s Fashion Capital dengan London Fashion Week, Paris Fashion Week, International Dubai Fashion Week dan Fashion Week Istanbul.
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan mulai April hingga September 2022. Adapun untuk kegiatan inkubasi berupa lokakarya desain produk halal dan desain fesyen muslim yang akan dilaksanakan pada Juni 2022.
“Kegiatan promosi Road to JMFW 2023 lain yang akan dilakukan dalam waktu dekat yakni JMFW Corner pada Muffest 2022. Untuk pemasaran produk fashion muslim di JMFW, saat ini sedang dipersiapkan ruang pamer virtual dan business matching dengan buyer internasional,” terang Miftah.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Ida Rustini mengungkapkan kearifan dan budaya lokal merupakan aset bagi para desainer fesyen muslim untuk terus berkarya.
Selain para desainer, profesional penunjang fesyen lainnya juga penting adalah para pekerja di bidang produksi seperti pekerja sablon, penjahit dan pendukung lainnya yang berada di seluruh wilayah Indonesia.
“Hal ini harus dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia sebagai sebuah ekosistem produk halal yang kuat,” ucap Ida.
Lebih lanjut, Ida menjelaskan, salah satu upaya Kemendag dalam mendorong fesyen muslim Indonesia di pasar internasional pada 2022 yakni dengan pelaksanaan JMFW yang akan dilaksanakan pada 20—22 Oktober 2022 di Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang, Banten.
“Kegiatan bertaraf internasional ini diinisiasi Kemendag bekerja sama dengan Kadin Indonesia dan didukung kolaborasi para pemangku kepentingan seperti akademisi, desainer, media, dan seluruh masyarakat Indonesia,” ungkap Ida.
Miftah menambahkan, fesyen muslim Indonesia menempati posisi ke-5 sebagai pasar terbesar setelah Iran, Turki, Arab Saudi dan Pakistan. Sementara itu eksportir utama produk fesyen muslim dunia adalah Tiongkok, Turki, India, Uni Emirat Arab dan Bangladesh.
“Data tersebut merefleksikan potensi yang besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat fesyen muslim dunia. Untuk itu, dibutuhkan upaya penguatan ekosistem produk halal di Indonesia sekaligus kolaborasi yang apik antara pemangku industri fesyen muslim untuk mewujudkan hal tersebut," tutup Miftah.
Baca juga: Itang Yunasz & Khanaan yakin Indonesia jadi pusat mode muslim dunia
Baca juga: Tips rintis bisnis hijab merek sendiri
Baca juga: Mendag sebut ajang JMFW dorong perkembangan produk halal nasional
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022