"Kalau perlu, tenaga pemasaran diberi pelatihan-pelatihan sehingga bisa memasarkan produk dengan baik," Kata Pastika saat penyerapan aspirasi di Tabanan, Senin.
Anggota Komite 2 DPD itu kali ini melakukan penyerapan aspirasi dengan pihak Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Karya Mandiri di Desa Dauh Peken, Kabupaten Tabanan yang bergerak di bidang pengembangan dan pengolahan hasil kelautan dan perikanan.
Baca juga: Anggota DPD dorong petani Bali pintar menarasikan produk pertanian
Pada acara yang bertajuk Pemberdayaan Masyarakat Menuju Masyarakat Mandiri tersebut, di awal diskusi ia menerima pemaparan sejumlah tantangan yang dihadapi Kelompok Karya Mandiri.
Ketua Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Karya Mandiri Ni Made Putri Ningsih Wirna menyampaikan pihaknya hingga saat ini dihadapkan pada tantangan bahan baku, peralatan juga pemasaran yang terbatas.
Menurut Pastika yang juga mantan Gubernur Bali itu, persoalan pemasaran memang harus mendapat perhatian. "Sebab meski produknya bagus kalau tidak didukung pemasaran yang andal, akan sulit berkembang maksimal," ujarnya.
Produk pun harus tampil menarik, baik kemasan maupun informasi produk seperti manfaat dan kandungan bahannya.
Soal bahan baku, Pastika mengakui seringnya aturan tak sesuai dengan kondisi di lapangan. Seperti adanya UU No.23/2014 tentang Pemerintahan Daerah yang kini dirasakan dampaknya, khusus di bidang perikanan.
Dalam UU tersebut kewenangan provinsi diserahkan kabupaten/kota. Tetapi, daerah tak siap sehingga tempat pembenihan jadi terbengkalai akibat minimnya SDM yang kompeten di bidang tersebut.
Baca juga: Pemkot Medan luncurkan pemasaran produk UMKM di waralaba
Sementara itu, Putri Ningsih menjelaskan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Karya Lestari berasal dari Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar).
Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Karya Lestari ini didirikan karena adanya rasa atau keinginan untuk meningkatkan keterampilan di dalam memenuhi kebutuhan akan menu hidangan keluarga, maupun meningkatkan kemandirian di dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
Selanjutnya diharapkan dapat melahirkan wirausaha baru yang andal dan kompetitif dalam mengolah berbagai jenis olahan ikan khususnya budidaya ikan lele yang semakin tumbuh di Kabupaten Tabanan.
Pada awalnya berdirinya tanggal 10 Juli 2010 Poklahsar Karya Lestari beranggotakan sebanyak 15 orang yang berasal dari ibu-ibu anggota Dharma Wanita Persatuan yang ada di Kabupaten Tabanan.
Poklahsar Karya Lestari merupakan Kelompok Pengolah Hasil Perikanan Budidaya yang merupakan binaan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2012 dengan adanya MoU antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Pemkab Tabanan, maka Poklahsar Karya Lestari ditetapkan menjadi P2MKP.
Produk olahan yang diproduksi diantaranya nuget, siomay, chips ikan lele, keripik kulit lele, abon, bakso, cocktail rumput laut, jus rumput laut dan sebagainya.
Baca juga: DJKN optimalkan teknologi untuk perluas pemasaran produk UMKM
Baca juga: Pakar: Pahami konsumen sebuah cara merek tetap relevan di pasar
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022