Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyebut bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh sejumlah negara, terutama negara Barat, merupakan instrumen yang paling efisien dalam menghentikan perang.
“Sayangnya, sanksi adalah instrumen yang paling efisien untuk menghentikan perang,” kata Vasyl dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa.
Dia menambahkan bahwa penjatuhan sejumlah sanksi bukan untuk melemahkan Rusia, melainkan untuk menghentikan perang.
“Semua sanksi yang dijatuhkan bukan untuk melemahkan Rusia, melainkan untuk menghentikan perang,” katanya.
Menurut dia, semakin Rusia mengalami banyak kerugian finansial yang digunakan untuk perang, maka akan semakin cepat Rusia berhenti untuk melakukan invasi.
Vasyl menyebutkan Rusia sudah mengalami kerugian akibat perang sekitar 1,2 triliun dolar AS selama lebih dari dua bulan sejak invasi itu dimulai pada 24 Februari lalu.
“Mengapa ini penting, karena semakin cepat Rusia kehabisan uang, maka semakin cepat perang dihentikan,” katanya.
Dia juga menyebut pundi-pundi dolar yang didapatkan Rusia dari luar negeri, baik itu melalui ekspor, perdagangan seluruhnya untuk membiayai amunisi, rudal dan tank.
Selain itu, Vasyl juga mengklaim bahwa Rusia lah satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab atas terjadinya krisis global saat ini, baik itu dalam hal ketahanan pangan, arsitektur kesehatan maupun energi.
“Hanya ada satu alasan untuk itu, satu negara yang bertanggung jawab atas itu semua dan Anda tahu namanya, yaitu Rusia. Ini bukan tentang Ukraina atau Barat dan Timur, ini secara langsung menjadi tanggung jawab Federasi Rusia dan pemerintahnya,” katanya.
Sejumlah negara Barat dan Eropa telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas invasi di Ukraina. Selain itu, beberapa diplomat Rusia juga sudah diusir dari sejumlah negara Eropa, seperti Prancis, Finlandia, Italia dan Yunani.
Sementara itu, sebelumnya Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva berharap melalui Presidensi G20 yang saat ini diemban oleh Indonesia dapat menghasilkan berbagai solusi untuk mengatasi krisis global.
“Upaya semacam ini harus dilakukan demi kemaslahatan seluruh umat manusia, bukan hanya untuk kepentingan pihak tertentu saja. Ini yang kami lihat sedang dilakukan Indonesia, jadi ini sangat penting bagi kami dan kami mendukung prioritas-prioritas ini,” katanya.
Selain itu, dia juga berharap agar forum tersebut menghasilkan agenda-agenda yang menyatukan kembali negara-negara di dunia dalam berbagai aspek.
“Kami mengharapkan agar presidensi Indonesia dapat menghasilkan agenda yang menyatukan, karena di dunia kita saat ini, ada pihak-pihak, kekuatan politik, dan negara-negara yang ingin memecah dunia, memberikan garis-garis batas,” katanya.
Baca juga: Pertempuran Donbas mulai, Rusia merangsek sisi timur Ukraina
Baca juga: Kabar Ukraina: Dari jatuhnya kota Kreminna hingga keanggotaan EU
Baca juga: Rusia gempur militer Ukraina sepanjang malam
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022