"Saat ini banyak dijumpai kasus kekerasan yang melibatkan anak usia dan sekolah, baik kekerasan fisik, kekerasan seksual maupun bullying atau kekerasan psikologi," ujar Direktur Kurikulum, Sarana Prasarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Ditjen Pendis Kemenag M. Isom dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Isom mengatakan ada beberapa hal yang menjadi bahan perhatian bersama dalam mengimplementasikan Sekolah Ramah Anak (SRA) seperti faktor lingkungan sekolah, hingga kebersihan dan kenyamanan madrasah.
Baca juga: Menag: Transformasi digital mesti segera diimplementasikan di madrasah
Selain itu, tenaga kependidikan harus ekstra sabar dalam menangani dan memenuhi hak siswa dalam menjalankan proses pendidikan. Mereka juga didorong agar membentuk karakter siswa yang mandiri.
"Layani siswa dengan baik dan sabar, apabila siswa melakukan kesalahan dan harus mendapatkan sanksi, maka berilah sanksi yang sifatnya mendidik dan dapat dipahami dengan mudah," kata dia.
Menurut dia, implementasi SRA ini nantinya mampu melatih karakter siswa madrasah dalam kemandirian belajar, siswa madrasah didorong untuk bijak dalam berfikir, dan tumbuh sesuai dengan usia dan jenjang pendidikannya.
Baca juga: Kemenag nilai kebutuhan PPPK guru madrasah mendesak
Tenaga pendidik juga harus mampu memperkaya literasi dan mengasah kemampuan sehingga dengan sendirinya dapat menjadi contoh yang baik bagi peserta didik.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag M. Ali Ramdhani mengatakan madrasah saat ini sudah menjadi kepercayaan masyarakat dan perlu didorong agar bisa menjadi acuan masyarakat dunia.
"Hidup harus didasari dengan kata percaya, begitupun dengan lembaga kita, kita harus tanamkan kepercayaan kepada masyarakat melalui lembaga pendidikan kita, tidak hanya di Indonesia namun bisa dinikmati oleh negara lain," kata dia.
Baca juga: Kemenag tingkatkan kompetensi instruktur daerah bagi guru madrasah
Menurut dia, madrasah merupakan sekolah yang bercirikan keagamaan, tempat yang aman, nyaman dan tepat bagi masyarakat Indonesia. madrasah menjamin dua dimensi kehidupan, tidak hanya menjaga kognitif saja, termasuk metakognitif.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022