Dokter Spesialis Bedah Onkologi dr. Maria Kristina Siswandari, Sp.B (K) Onk mengatakan, pemeriksaan payudara kepada tenaga klinis atau SADANIS misalnya, sebaiknya segera dilakukan bila wanita menemukan kelainan saat melakukan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri).
"Para perempuan tidak ragu untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan apabila dari pemeriksaan kesehatan SADARI-nya ditemukan suatu kelainan," ujar dia yang berpraktik di RSPI - Puri Indah itu dalam sebuah webinar kesehatan, Kamis.
Baca juga: Spesialis: jangan anggap remeh benjolan di payudara
Baca juga: Kendalikan stres bisa bantu cegah kanker payudara
Kelainan yang bisa menjadi kecurigaan keganasan antara lain tumor payudara secara klinis tidak jelas suatu tumor jinak, kista payudara yang cairannya berdarah, keluarnya darah atau cairan dari puting susu atau pada aerola terdapat koreng dan gambaran seperti eksim.
"Bila kelainan suatu keganasan, kita akan kehilangan waktu. Waktu itu sesuatu yang tidak bisa kembali. Saangat sayang bila kita sampai kehilangan waktu tersebut," kata Kristina yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia itu.
Kristina menekankan, pada masa pandemi COVID-19, pihak penyedia layanan kesehatan khususnya rumah sakit melaksanakan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan perlengkapan di rumah sakit juga memperhatikan protokol kesehatan.
"Jadi, jangan takut untuk berobat," kata dia.
Ajakan untuk tak takut memeriksakan diri ke tenaga medis juga diungkapkan dr. Grace Valentine, Sp.OG dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Dia menuturkan, pandemi COVID-19 saat ini tak lagi menjadi halangan bagi wanita khususnya dengan keluhan di payudara maupun kandungannya untuk berkonsultasi dengan dokter.
"Jangan sampai pandemi menghentikan wanita yang sudah merasa ada keluhan baik dari payudara maupun kandungannya untuk datang ke rumah sakit. Di rumah sakit semuanya sesuai dengan protokol kesehatan," tutur dia.
Lebih lanjut, Grace mengatakan, pada upaya pencegahan kanker serviks, papsmear menjadi sebagai salah satu bagian deteksi dini, namun pandemi sempat menjadi penghalang bagi wanita tetap rutin melakukanya.
"Di masa pandemi, banyak pasien yang sudah rutin melakukan deteksi dini kanker serviks dengan papsmear tetapi banyak missed, akhir-akhir ini baru berani datang ke rumah sakit untuk dilakukan papsmear," kata dia.
Menurut Grace, kanker baik itu payudara maupun serviks tidak menunggu dan perjalanan penyakit akan berjalan terus. Apabila kasus bisa terdeteksi dalam kondisi yang lebih dini, maka tatalaksana yang bisa dikerjakan dan angka kesembuhan jauh lebih tinggi.
"Sehingga kami selalu bilang pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati termasuk dalam hal kanker," demikian pesan Grace.
Baca juga: YKPI: Penanganan pasien kanker terlambat akibat ketakutan dan jarak RS
Baca juga: Periksa payudara jadi kegiatan liburan yang disarankan Dekan FKUI
Baca juga: Kenali penanganan dan deteksi dini kanker payudara
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022