• Beranda
  • Berita
  • Respons BNPB atas Anak Krakatau mengacu pada situasi potensi bencana

Respons BNPB atas Anak Krakatau mengacu pada situasi potensi bencana

25 April 2022 23:57 WIB
Respons BNPB atas Anak Krakatau mengacu pada situasi potensi bencana
Ilustrasi - Sebuah villa terbengkalai dan rusak akibat dihantam tsunami letusan Gunung Anak Krakatau di Pantai Carita, Pandeglang, Banten, Minggu (22/12/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/af/aww.

aspek kontinjensi di sekitar Selat Sunda akan kita berlakukan

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BNPB Abdul Muhari mengatakan respons BNPB atas perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau mengacu pada situasi potensi bencana yang tengah terjadi.

"Pertama respons yang kita siapkan mengacu pada situasi potensi bencana yang ada. Kalau memang dalam tahapan pengamatan, artinya masih berada dalam potensi, belum pada situasi krisis, maka informasi yang disampaikan ke masyarakat masih kesiapsiagaan," ujar Abdul Muhari dalam webinar yang diikuti dari Jakarta, Senin.

Abdul mengatakan BNPB hingga saat ini belum mengambil langkah-langkah taktis seperti melakukan evakuasi warga. Ia menegaskan hingga saat ini BNPB masih mengamati aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

Apabila terjadi kenaikan aktivitas Gunung Anak Krakatau dan mengarah pada erupsi serta berpotensi menyebabkan tsunami, maka aspek kontijensi di sekitar Selat Sunda akan diberlakukan.

Baca juga: BMKG harapkan Pemda siapkan rencana kontinjensi siaga GAK
Baca juga: GAK level 3, masyarakat diimbau waspada potensi tsunami malam hari

Rencana Kontinjensi merupakan suatu dokumen yang disusun dan disepakati yang akan didayagunakan untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi kritis atau darurat. Hal yang disepakati antara lain adalah skenario, tujuan, tindakan teknis, dan manajerial, serta pengerahan potensi sumber daya.

"Aspek kontinjensi di sekitar Selat Sunda akan kita berlakukan termasuk dalam pengaturan skema transportasi apakah masih visibel dilakukan atau tidak tergantung kondisi yang berkembang," kata dia.

Sementara itu, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau warga maupun wisatawan untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda hingga radius lima kilometer dari kawah aktif.

Baca juga: PVMBG sebut jalur penyeberangan di Selat Sunda relatif aman
Baca juga: Warga diimbau tak mendekati Gunung Anak Krakatau radius lima kilometer

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan peringatan itu diterbitkan mengingat status Gunung Anak Krakatau telah naik dari status waspada level II menjadi siaga level III.

"Peningkatan status ini dilakukan setelah melihat hasil pemantauan visual dan instrumental Gunung Anak Krakatau menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan," ujarnya.

Eko meminta warga di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung untuk tetap tenang dan tidak mempercayai isu-isu tentang erupsi Gunung Anak Krakatau yang akan menyebabkan tsunami.

Menurutnya, warga masih bisa melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Baca juga: Nelayan dan wisatawan diminta tidak mendekati Gunung Anak Krakatau

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022