Menteri Keuangan (Menkeu) Jepang Shunichi Suzuki mengatakan "tidak ada kebenaran" pada laporan media bahwa ia dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah membahas intervensi mata uang bersama untuk membendung pelemahan yen selama pertemuan mereka pekan lalu.Saya akan mengamati dengan seksama pergerakan pasar uang...
Suzuki mengatakan kepada wartawan bahwa keduanya menegaskan perlunya untuk tetap berpegang pada kesepakatan para pemimpin keuangan Kelompok Tujuh (G7) tentang mata uang, yang menyatakan nilai tukar ditetapkan oleh pasar dan bahwa anggota blok akan saling berkonsultasi mengenai tindakan apa pun di pasar valas.
Menteri juga menekankan perlunya stabilitas mata uang, mengatakan bahwa pergerakan cepat tidak diinginkan, mengikuti kesepakatan G7 bahwa volatilitas yang berlebihan dan pergerakan yang tidak teratur dapat memiliki efek buruk pada stabilitas ekonomi dan keuangan.
Baca juga: Menkeu Jepang: Tokyo komunikasi erat dengan AS atas pergerakan valas
Baca juga: Dolar capai tertinggi 2 tahun, ditopang prospek bunga Fed yang agresif
"Saya akan mengamati dengan seksama pergerakan pasar uang dengan rasa urgensi termasuk pelemahan yen baru-baru ini dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi ekonomi dan harga-harga Jepang," kata Suzuki kepada parlemen pada Selasa.
Penyiar TBS pekan lalu mengatakan Suzuki dan Yellen membahas gagasan intervensi mata uang bersama untuk menahan penurunan yen selama pertemuan mereka di Washington pada Jumat (22/4/2022).
Dengan yen melayang di sekitar 128 terhadap dolar, tak jauh dari level terendah 20 tahun yang disentuh awal bulan ini, spekulasi telah berkembang bahwa Jepang dapat melakukan intervensi untuk membendung pelemahan.
Baca juga: Yen dan yuan menderita saat Fed akan naikkan suku bunga lebih cepat
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022