• Beranda
  • Berita
  • Kadin bentuk "Carbon Market Hub" dukung transisi energi pada G20

Kadin bentuk "Carbon Market Hub" dukung transisi energi pada G20

26 April 2022 10:49 WIB
Kadin bentuk "Carbon Market Hub" dukung transisi energi pada G20
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Kamdani . (ANTARA/HO-Dokumentasi DBS)

Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia membentuk Carbon Market Hub sebagai komitmen mendukung realisasi transisi energi yang didorong pemerintah pada Presidensi G20 Indonesia 2022.

Transisi global menuju Energi Baru Terbarukan (EBT), nol emisi, dan digitalisasi ditargetkan paling lambat tahun 2060. Pada 2025 Pemerintah Indonesia menetapkan  pemanfaatan EBT akan mencapai 23 persen untuk pembangkit listrik.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, mengatakan Carbon Market Hub merupakan satu dari setidaknya dua inisiatif yang ditargetkan B20 dalam Presidensi G20 Indonesia.

Baca juga: Satgas Keberlanjutan Energi B20 tawarkan proyek transisi energi

"Ini dilakukan setidaknya melalui dua inisiatif yaitu upaya pembentukan Carbon Market Hub di Indonesia serta inisiatif blended finance untuk transisi energi hijau. Ini sedang kami upayakan di B20 menjadi legacy outcome," katanya.

Kadin juga siap melakukan kampanye dan mencari mitra dari negara-negara anggota G20.

Shinta menuturkan pentingnya kolaborasi dunia usaha secara global untuk mendukung transisi energi. Menurutnya, isu tersebut harus dilakukan oleh semua negara tanpa kecuali, agar bisa menekan efek negatifnya terhadap perubahan iklim, keberlangsungan ekonomi dan lingkungan hidup.

"Di Business 20 (B20) Indonesia khususnya, kami mendorong adanya kolaborasi yang lebih dalam antara negara maju dan berkembang. Baik dari segi pendanaan maupun kerja sama teknologi dan manpower. Baik melalui investasi, perdagangan, exchange dan lainnya," ucap Shinta.

Baca juga: Forum ESC B20 dukung transisi energi G20 melalui aksi bisnis

Dalam implementasi transisi energi di Tanah Air, Kadin berharap hal itu dapat terus memperoleh dukungan kebijakan yang konsisten, tepat sasaran, dan proporsional.

Hal ini dikatakannya tidak hanya akan berpengaruh pada pemberian insentif usaha, peningkatan efisiensi ataupun kemudahan iklim investasi di sektor energi terbarukan saja.

"Dengan demikian, transisi energi nasional bisa berjalan mulus dan realistically achievable dalam jangka menengah tanpa memberikan beban yang berlebihan kepada masyarakat, pelaku usaha maupun pemerintah," pungkas Shinta.

Baca juga: Forum B20 fokus tingkatkan akses pembiayaan transisi energi

 

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022