“Kita melihat beberapa kepala daerah yang tidak memprioritaskan persoalan stunting dan tidak memasukkan dalam program kepala daerah terpilih," kata dia saat sosialisasi percepatan penurunan stunting di Bukittinggi, Rabu.
Menurut dia harusnya program pengentasan stunting masuk dalam RPJMD kepala daerah untuk mempersiapkan bangsa ini menghadapi bonus demografi pada 2045 mendatang.
Baca juga: Tekan stunting Kemen PPPA genjot DRPPA bebas stunting di Sumut
Saat ini angka stunting di Sumatera Barat masih aman namun perlu diwaspadai kenaikan usai adanya pandemi COVID-19 yang bisa saja membuat pendampingan keluarga tidak berjalan dengan baik.
Ia meyakini banyak warga yang sudah mengetahui apa itu stunting namun masih dalam bentuk pengetahuan saja belum pada tahapan aktualisasi.
“Kita berharap BKKBN Sumbar aktif gandeng kader kb, penyuluh kb untuk sosialisasi secara berkelanjutan,” kata dia.
Ia mengatakan stunting bisa menjadi problem luar bisa karena dapat menghambat pembangunan bangsa ini menjadi negara maju. Apabila banyak anak stunting maka mereka tidak tumbuh dengan baik dan mempengaruhi kecerdasan sehingga berdampak pada sumber daya manusia.
Ia mengatakan masalah penyebab stunting mulai dari kurang gizi, pola asuh dan sanitasi, pola makan dan pengetahuan dan kondisi ekonomi yang tinggal di rumah tak layak huni dan lainnya
“Kita bersama harus bersungguh-sungguh mengentaskan stunting. Kami DPR RI terus dukung pemerintah provinsi, kota dan kabupaten menyediakan air bersih, embung, perbaikan rumah tidak layak huni, sanitasi ketersediaan mck yang muaranya pada pengentasan stunting,” kata dia
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Fatmawati stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan perkembangan akibat gizi kronis dan infeksi berulang pada anak.
Hal itu ditandai karena anak lebih pendek dibanding anak seumurannya serta terlambat pertumbuhan otak.
“Anak cenderung butuh perhatian serius dari keluarga dan pemerintah,” kata dia..
Baca juga: Imunisasi penting untuk kesehatan dan cegah stunting
Baca juga: BKKBN sebut ibu hamil dengan anemia memiliki plasenta yang tipis
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022