PT Bank Jago Tbk melanjutkan pertumbuhan positif dan efisien dengan risiko kredit yang terjaga dengan baik pada kuartal I-2022, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional.
"Segmen konvensional dan syariah berhasil tumbuh secara cepat dan merata," kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Kharim menjelaskan kinerja yang baik tersebut ditopang oleh model bisnis yang tepat dan kolaborasi dengan ekosistem digital.
Sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp6,14 triliun pada kuartal I-2022, meningkat 376 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp1,29 triliun.
Layanan Jago Syariah yang baru diluncurkan pada September 2021, telah berkontribusi secara optimal dengan nilai pembiayaan sebesar Rp2,4 triliun pada akhir kuartal I-2022.
Baca juga: Bank Jago raih laba pada 2021 setelah dua tahun bertransformasi
"Penyaluran kredit dan pembiayaan syariah secara cepat merupakan cerminan dari keinginan kami untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi Indonesia," ujarnya.
Pertumbuhan agresif pada kredit dan pembiayaan syariah ditopang oleh kolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending).
Kolaborasi partnership lending melengkapi integrasi Bank Jago dengan super-app Gojek, aplikasi reksadana online Bibit, dan platform trading online Stockbit. Sampai dengan akhir kuartal I-2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 32 institusi.
"Walaupun tumbuh secara cepat dan efisien, Bank Jago tetap menjaga risiko kredit dan pembiayaan syariah yang rendah. Rasio kredit bermasalah gross berada di level 1,5 persen dan NPL nett berada di level 0,4 persen. Rasio ini jauh di bawah rata-rata industri perbankan nasional," ucap dia.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah yang tinggi, pendapatan bunga dan pendapatan syariah meningkat 729 persen (yoy) menjadi Rp347 miliar pada kuartal I-2022.
Sementara itu, beban bunga dan beban syariah tercatat sebesar Rp31 miliar, naik 267 persen dari tahun sebelumnya. Dengan demikian pendapatan bunga bersih tercatat Rp316 miliar atau tumbuh 845 persen (yoy).
Aplikasi Jago mendorong peningkatan pendanaan hingga mendominasi dana pihak ketiga (DPK). Current account savings account (CASA) meningkat 817 persen (yoy) menjadi Rp2,29 triliun, sedangkan deposito tumbuh 172 persen menjadi Rp1,92 triliun.
Baca juga: Dorong ekonomi, Bank Jago luncurkan aplikasi digital Jago Syariah
Dengan demikian, porsi CASA terhadap total DPK pada akhir Maret 2022 meningkat menjadi 54,4 persen dan deposito turun menjadi 45,6 persen.
Lebih lanjut, Kharim menyampaikan bahwa dalam tiga bulan pertama 2022, jumlah nasabah aplikasi Jago dan Jago Syariah bertambah hampir 1 juta nasabah.
"Kami percaya, ke depan pertumbuhan jumlah nasabah akan lebih cepat lagi seiring dengan rencana peluncuran aplikasi Jago untuk merchant dan peningkatan pengguna aplikasi Jago yang memberikan solusi keuangan yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.
Untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan, Bank Jago memiliki rasio kecukupan modal (CAR) yang kuat, yakni sebesar 131 persen pada akhir Maret 2022. Hingga akhir Maret 2022 Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp12,82 triliun, tumbuh 39 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Satu tahun berdiri, aplikasi Jago wujudkan mimpi para nasabah
Baca juga: Disetujui KSEI, Bank Jago luncurkan layanan bank RDN
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022