• Beranda
  • Berita
  • Pengamat: pelarangan ekspor CPO harusnya naikkan harga TBS

Pengamat: pelarangan ekspor CPO harusnya naikkan harga TBS

28 April 2022 21:50 WIB
Pengamat: pelarangan ekspor CPO harusnya naikkan harga TBS
 Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Kabupaten Paser  Iwan Himawan menilai  turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit dalam beberapa hari terakhir  bukan karena kebijakan larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) melainkan ulah  para spekulan atau oknum sejumlah perusahaan.

Faktanya harga CPO dunia naik, harusnya TBS di petani naik

Founder dan Direktur Eksekutif PalmOil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung mengatakan pelarangan sementara ekspor minyak sawit mentah (CPO) seharusnya menaikkan harga tandan buah segar (TBS) yang dijual petani dikarenakan harga CPO internasional yang terkerek naik karena kebijakan tersebut.

Tungkot mengatakan dalam acara Talkshow GenSawit Corner di Jakarta, Kamis, bahwa harga TBS didasari dari harga CPO internasional sehingga apabila harga CPO dunia meningkat maka harga TBS yang dijual petani juga naik.

"Harga TBS tingkat petani dasarnya harga CPO internasional. Apakah harga internasional naik atau turun akibat pelarangan ekspor? Faktanya harga CPO dunia naik, harusnya TBS di petani naik," katanya.

Dia menjelaskan bahwa penghentian sementara ekspor CPO tidak ada kaitannya dengan harga TBS di tingkat petani dan produksi CPO.

Baca juga: Mendag terbitkan aturan larangan sementara ekspor CPO, RBD, dan UCO

Menurut dia pabrik kelapa sawit (PKS) seharusnya tidak sulit untuk menyerap TBS hasil petani di saat kebijakan pelarangan ekspor sawit.

 "Apakah pemilik PKS kesulitan menampung TBS petani karena tidak ada penyaluran? Tidak. Karena selama ini 97 persen CPO sudah masuk rifenery, bisa menjadi minyak goreng, bisa menjadi biodiesel," kata dia.

Tungkot menjelaskan bahwa saat ini pengusaha kelapa sawit mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi karena harga CPO yang kembali naik.

Baca juga: Presiden jelaskan alasan pemerintah larang ekspor minyak goreng

Pengurus Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fenny Sofyan mengatakan apabila ada harga TBS yang jatuh di tingkat petani dikarenakan kebijakan pelarangan ekspor adalah hanya reaksi kepanikan sementara saja.

Fenny menegaskan bahwa harga TBS didasarkan dari harga CPO internasional bulan sebelumnya. Selain itu, harga TBS juga selalu dievaluasi setiap bulannya berdasarkan harga CPO dunia dan ditentukan secara bersama-sama dan tidak bisa ditentukan secara sepihak.

 "Jadi tidak bisa ujug-ujug naik atau turun," katanya.


Baca juga: Mendag tegaskan larangan ekspor CPO untuk penuhi kebutuhan masyarakat
Baca juga: Apkasindo: Kebijakan DMO sawit berpotensi tekan harga TBS petani
Baca juga: ASPEKPIR khawatir larangan ekspor CPO turunkan harga TBS sawit

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022