Mahasiswa peserta MBKM gelombang II ini diterjunkan di enam desa antara lain Sidomulyo, Pronojiwo, Oro-Oro Ombo, Tamanayu, Sumberurip, dan Supiturang, dengan didampingi 9 dosen pembimbing.
Rektor UB Prof Dr Nuhfil Hanani dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Kamis, mengatakan bahwa program MBKM ini merupakan program pemerintah yang ditautkan dengan kegiatan bakti sosial untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana.
Baca juga: MBKM bawa mahasiswa pada permasalahan nyata di luar kampus
"Program pemerintah (program MBKM) yang kita 'link'-kan dengan kegiatan bakti sosial. Jadi, di sana membina mereka, membina masyarakat untuk pulih dari bencana, macam-macam kegiatannya. Untuk gelombang II ini tentang perekonomian. Temanya macam-macam juga dan ini didanai oleh kampus," kata Nuhfil.
Sementara itu, Ketua Panitia Program MBKM Semeru Dr Sujarwo optimistis program ini bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat. "Adik-adik mahasiswa akan membawa misi untuk bagaimana merdeka belajar bermanfaat bagi adik-adik, juga bermanfaat bagi masyarakat Pronojiwo, yang harapannya bersinergi dengan agenda yang dikehendaki pak camat," kata Sujarwo.
MBKM Semeru gelombang II ini melanjutkan kegiatan yang telah dilaksanakan peserta gelombang I, yaitu kegiatan pengabdian dan "recovery disaster", "generate benefit", profiling potensi desa di kecamatan Pronojiwo.
"Kemampuan adaptasi dilatih di sini, mahasiswa belajar kehidupan dan mengembangkan kapasitas diri di manapun berada," ujar Wakil Dekan Fakultas Pertanian UB ini.
Peserta MBKM Semeru II disambut oleh Camat Pronojiwo Hindam Adri. Ia berharap mahasiswa MBKM Semeru gelombang II ini "nyambung" dengan gelombang I dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Baca juga: Kampus bantu UMKM tingkatkan strategi pemasaran digital melalui MBKM
"MBKM Semeru gelombang II ini memang kami tunggu, karena kami punya perencanaan untuk melanjutkan gelombang I. Ada beberapa program yang harus sinergi dan kebetulan yang kemarin belum tuntas seperti pengembangan perekonomian di Sidomulyo. Tapi, sudah ada gelombang II dan kebetulan nyambung dengan program gelombang I," kata Hindam.
Ia berharap sinergi ini nantinya dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, mulai dari pemutakhiran data hingga penguatan kegiatan sosial dan ekonomi.
Peserta MBKM Semeru akan menjalankan tugas di Kecamatan Pronojiwo selama 700-800 jam atau selama 3 bulan, mulai 11 Mei 2022 untuk mendapat pengakuan setara 20 SKS.
Sementara itu, Anaja Apta mahasiswa asal FIA mengaku baru pertama kali mengikuti program seperti ini.
Ia memilih program pemulihan ekonomi bagi masyarakat Pronojiwo dan ingin mendapat pengalaman dan bisa praktik di masyarakat. Sedangkan Hidayatul Kurnia mahasiswa FP merasa penasaran dengan program ini. Ia tertarik melanjutkan program pemetaan yang dikembangkan peserta gelombang I.
Baca juga: Kemendikbudristek : MBKM tingkatkan daya saing bangsa
Ke-34 mahasiswa Program MBKM Semeru gelombang II tersebut dilepas Rektor UB Prof Nuhful Hanani di lobi rektorat kampus setempat, Rabu (11/5).
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022