Menurut Hendro, lolosnya tim Uber Indonesia hingga putaran delapan besar adalah hasil yang di luar dugaan, karena awalnya formasi tim yang mayoritas diisi pemain muda ini hanya diproyeksikan untuk menambah pengalaman di kompetisi beregu papan atas.
"Jujur ya, mereka datang ke sini tidak ada target. Bisa masuk delapan besar itu sudah di luar ekspektasi. Awalnya para pemain pelapis ini tampil di Piala Uber hanya untuk mengukur kekuatan dan menambah pengalaman," kata Hendro saat ditemui di Impact Arena Bangkok, Thailand.
Baca juga: Indonesia ditekuk China 0-3 di perempat final Piala Uber
Indonesia, yang berada di perempat final sebagai runner-up Grup A, harus menyerah 0-3 dari China yang merupakan juara Grup B.
Hendro memberikan apresiasi besar kepada tim Uber yang sudah berlaga melalui empat pertandingan sejak babak penyisihan. Pada fase penyisihan, timnas sudah mengalahkan tim kuat dari Eropa yaitu Prancis dan Jerman dengan skor 5-0.
Tak luput juga keberhasilan Bilqis Prasista yang mengalahkan tunggal putri nomor satu dunia, Akane Yamaguchi (Jepang). Lalu Komang Ayu Cahya Dewi juga mengatasi Yvonne Li (Jerman) yang menduduki peringkat atas dunia, menunjukkan ada potensi besar pada atlet muda.
"Ke depan, para pemain muda ini layak diberi kesempatan tanding lebih besar untuk cepat matang. Jumlah kejuaraan internasional yang diikuti masih kurang sekali. Karenanya, mereka harus lebih banyak dikirim ke ajang internasional," ujarnya.
Secara teknik dan semangat bertanding, pemain-pemain muda tidak kalah dari Jepang atau China. Kekurangan mereka hanya pada aspek tenaga, pengalaman, dan kematangan, pungkas Hendro.
Baca juga: Bilqis Prasista dan masa depan cerah bulu tangkis putri kita
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022