Kepala Museum Etnografi Andalas Dr Maskota Delfi menyebutkan ada 55 benda koleksi benda-benda budaya Mentawai yang merupakan alat-alat yang digunakan dalam keseharian masyarakat setempat.
Ia menyampaikan tujuan pameran ini dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke-29 FISIP Unand dan memperkenalkan kepada publik seperti apa benda-benda yang dipakai suku Mentawai.
"Jadi publik bisa kenal lebih dekat dengan budaya Mentawai," kata dia yang fokus meneliti suku Mentawai.
Baca juga: FISIP Unand bertekad jadi fakultas terkemuka di Asia Tenggara
Baca juga: Fisip Unand tuan rumah Konferensi Forum Dekan
Beberapa benda yang dipamerkan seperti alat musik Mentawai Gajeumak yang merupakan gendang ditabuh dalam rangka mengiring tarian atau turuk pada pelaksanaan upacara di uma atau rumah adat tradisional Mentawai.
Selain itu ada tuddukat alat komunikasi suku Mentawai berbentuk kentongan untuk mengabarkan keberhasilan saat mendapatkan buruan atau berita duka saat ada anggota suku yang meninggal.
Kemudian juga ada alat pengolahan sagu yang merupakan makanan pokok suku Mentawai hingga peralatan berburu berupa panah.
Sementara salah seorang pengunjung pameran Rima Fatiniya Zulfa menilai kegiatan ini amat menambah pengetahuan soal budaya Mentawai.
"Kita bisa mengetahui bagaimana cara suku Mentawai hidup, ini menarik melihat bagaimana mereka hidup, beraktivitas dan makna apa dalam budaya Mentawai," kata dia yang merupakan mahasiswi jurusan Hubungan Internasional.
Ia menilai pameran ini cukup mengedukasi dan selama ini ia berpendapat Mentawai cukup terisolasi namun benda-benda yang dipakai mereka adalah masyarakat yang senantiasa menjaga nilai kebudayaan.
Ia mengaku tertarik untuk bertemu dan berkenalan dengan orang yang berbeda budaya.*
Baca juga: Menjaga hutan dan budaya masyarakat adat Mentawai
Baca juga: Mentawai gelar atraksi budaya sambut gerhana matahari
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022