"Untuk antisipasi wabah PMK, kami telah mengambil beberapa langkah, pertama kami melakukan pengawasan ternak-ternak yang masuk ke Bantul," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo saat dihubungi di Bantul, Jumat.
Dia mengatakan, dalam pengawasan ternak tersebut, tim yang diterjunkan melakukan pemeriksaan ada tidaknya Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), sebagai bukti bahwa kondisi ternak tersebut dalam kondisi tidak terserang penyakit atau sehat.
Baca juga: Sleman gerak cepat lindungi puluhan ribu ternak dari penularan PMK
"Kami sudah membentuk tim URC, unit reaksi cepat untuk penanganan wabah itu di masing-masing poskeswan (pos kesehatan hewan), dan di sentra ternak Segoroyoso kami juga melakukan penyemprotan desinfektan," katanya.
Joko mengatakan, dalam waktu dekat atau pekan depan, pihaknya bersama dengan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bantul merencanakan melakukan pemeriksaan hewan ke tempat-tempat penampungan ternak dan pasar hewan.
"Untuk ke lapangan kami rencana pekan depan bersama Pak Kapolres ke tempat-tempat penampungan ternak atau beberapa pedagang, kemudian hari berikutnya pemeriksaan ke Pasar Hewan Imogiri," katanya.
Baca juga: Peternak di Kulon Progo diimbau tak panik soal PMK
Dia mengatakan, langkah antisipasi tersebut perlu dilakukan agar jangan sampai wabah PMK menyerang ternak di Bantul, dan harapannya ternak Bantul juga terbebas dari penyakit tersebut.
"Sejauh ini belum ada, kami belum menemukan kasus PMK di Bantul," katanya.
Dia juga sudah melakukan sosialisasi ke para kelompok ternak baik secara langsung maupun lewat selebaran terkait dengan kewaspadaan terhadap wabah PMK itu.
Baca juga: Pemkab Malang bentuk tim awasi penyebaran PMK hewan ternak
"Jangan sampai panik dengan adanya wabah ini, kami mengimbau kepada pedagang kalau membeli ternak dari luar Bantul harus ada SKKH. Semua ternak dari luar Bantul kita waspadai, semua ternak di Bantul harus ada SKKH," katanya.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022