"Industri akan sangat membutuhkan banyak pekerja berkualitas. Ini adalah pelajaran pertama. Kami melakukan banyak hal untuk ini," kata Jun saat wawancara khusus bersama ANTARA, Jumat (13/5).
Jun mengatakan, Huawei akan melanjutkan rencananya untuk mencapai target mengembangkan 100 ribu talenta digital pada tahun 2025, yang bekerja sama dengan Kantor Staf Kepresidenan.
Hingga saat ini, Huawel telah berkolaborasi dengan lebih dari 70 universitas dan akademisi. lembaga serta berbagai kementerian dan lembaga pemerintah untuk melatih lebih dari 60 ribu talenta digital.
Sebagai informasi, Huawei kini menempati peringkat nomor dua dalam investasi R&D global dengan karyawan yang bekerja di area tersebut. Hal tersebut, mencerminkan bahwa perusahaan memiliki keyakinan kuat di jalur inovasi dengan membuat investasi besar di masa depan.
"Saya percaya bahwa keahlian Huawei dalam inovasi dan pengembangan talenta digital dapat berperan penting untuk mendorong Indonesia menuju kemajuan digital lebih lanjut," ujar Jun.
Sementara mengenai konektivitas, Jun mengatakan Huawei bersama pemerintah berusaha untuk mempersempit kesenjangan digital. Salah satu yang telah dilakukan adalah dengan mendukung layanan 4G hingga ke pelosok negeri.
Jun menjelaskan bahwa tahun lalu, Huawei bergabung dengan konsorsium Proyek BAKTI USO pemerintah untuk mendirikan 4G On Air pertama di daerah pedesaan dan terpencil di Papua.
"Sekarang, mereka bisa melakukan seperti apa yang kita lakukan di ibukota," imbuhnya.
Jun juga mengatakan Huawei melalui Program Spark akan mendukung perusahaan-perusahaan kecil yang potensial namun terkendala dari segi modal, sumber daya, hingga kurangnya pengetahuan.
"Ribuan UMKM di sini membutuhkan dukungan. Jika tidak, sangat mudah bagi mereka untuk mati karena kekurangan modal, kurangnya sumber daya, dan kurangnya pengetahuan. Sebagai perusahaan internasional, kami memiliki pengetahuan, platform, dan sumber daya. Jadi kami akan mendukung mereka," tutur Jun.
Menggarisbawahi peran kunci Indonesia dalam digitalisasi kawasan Asia Pasifik dan mengatasi pertumbuhan pesat industri cloud, Huawei, dalam kemitraan dengan perusahaan lokal, juga siap untuk mengimplementasikan wilayah 3AZ baru di Indonesia tahun ini. Node cloud akan menyediakan layanan cloud dan Al full-stack yang aman dan andal untuk pelanggan dan mitra di Indonesia.
Sebagai informasi, Huawei telah berada di Indonesia selama lebih dari 22 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, Huawei telah menyerap 2.000 tenaga kerja Indonesia.
"90 persen karyawan kami adalah orang Indonesia. Di sebagian besar kantor wilayah kami, persentasenya bahkan mencapai 100 persen. Dengan hampir 1.200 mitra industri lokal yang kami miliki, kami secara tidak langsung menciptakan 20 ribu pekerjaan untuk membangun ekonomi lokal," jelas Jun.
Selain itu, Huawei juga telah berkontribusi untuk membantu pemulihan pasca pandemi COVID-19 dengan membangun komunikasi darurat, mendukung pembelajaran jarak jauh untuk universitas, menyediakan solusi cloud untuk diagnosis COVID-19, mengatur pengiriman perbekalan dan peralatan medis, hingga menyelenggarakan vaksinasi massal.
Bahkan, di masa-masa sulit dan kritis selama pandemi, pekerja Huawei telah berdedikasi untuk membantu menjaga jaringan konektivitas tetap aktif dan berjalan di lebih dari 600 rumah sakit rujukan dan daerah lainnya.
"Kami bisa bangga dengan kemampuan kami yang dapat menyediakan solusi untuk memastikan transformasi industri dapat dengan mudah diimplementasikan," kata Jun.
"Selama bertahun-tahun, Huawei telah berada di Indonesia. Kami telah menjalin ikatan yang kuat dengan pemerintah, mitra, dan masyarakat Indonesia. Ke depan, kami akan terus menghormati komitmen kami di Indonesia dan memberikan dukungan dalam mengejar transformasi digital," pungkasnya.
Baca juga: Indonesia punya potensi besar dalam pertumbuhan ekonomi digital
Baca juga: Huawei Mate Xs 2 direncanakan rilis global 18 Mei 2022
Baca juga: 5.5G akan perdalam transformasi digital dengan pengalaman 10 Gbps
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022