Namun, soal rasanya, jangan dianggap remeh karena bisa jadi lebih enak karena adanya paduan rempah-rempah.
Bagi para pecinta mie pastinya mengenal pho yang merupakan mie khas Vietnam.
Rasa yang segar dan gurih membuat makanan ini sudah mendunia sebagai hidangan khas Asia.
Bisa dikatakan Asian Food satu ini menjadi salah satu kuliner yang paling dicari ketika orang makan di restoran Vietnam.
ANTARA yang tengah meliput perhelatan SEA Games 2021 di Vietnam mencoba mengunjungi sebuah restoran di kawasan kawasan Nam Từ Liêm, Hanoi, Senin malam.
Restoran itu menjual beragam makanan berbahan mie, dan salah satu yang utama mie pho dengan harga 45.000 Dong atau Rp27.000 per porsi.
Pelayan menyajikannya dalam keadaan panas dan dalam porsi besar, jika dibandingkan dengan semangkuk bakso ‘gerobak’ yang ada di Indonesia.
Saat mencoba akan ada sensasi tersendiri yakni rasa dan bau makanan yang tak pernah dijumpai di Indonesia.
Usut punya usut, ternyata ini bukan dari bahan bakunya tapi dari irisan sayuran segar berupa daun bawang dan daun seledri yang dimasukkan bersama kuah kaldu ke dalam mie pho.
Jangan berpikir bahwa daun bawang dan daun seledrinya itu akan menyerupai rasa dan bau yang sama ketika menyantap sop ayam ala Indonesia.
Ini benar-benar berbeda, seperti dalam bahasa Jawanya muncul ‘langguh’ di makanan.
Soal kuahnya juga sedikit turun level karena akan kalah gurih jika dibandingkan dengan mie rebus yang ada Indonesia.
Untuk menyiasatinya supaya tidak terlalu beda kelas dengan rasa strong dari masakan-masakan Indonesia maka disarankan untuk menambahkan irisan cabai merah atau cabai rawit dan sejenis saos cabai merah.
Walau tak dapat menyamai persis lidah Indonesia, setidaknya melahap mie pho ini memberikan sensasi sendiri ke penikmatnya yakni menikmati rasa makanan yang tak pernah ada di Indonesia.
Bahkan jika ditambahkan saos bawang putih maka rasa akan lebih berbeda lagi.
Chef Yudi, juru masak di restoran halal masakan Indonesia Restoran Batavia di Hanoi, mengatakan, dari sisi rasa memang masakan Vietnam kalah strong dari Indonesia.
Masakan Indonesia identik dengan penggunaan beragam rempah-rempah dengan rasa yang kuat, mulai dari asin, pedas, manis, hingga asam.
Sementara, lidah sebagian besar warga Vietnam lebih menyukai asin dan sedikit asam, serta penggunaan minyak ikan untuk semua jenis makanan.
“Ya memang ada rasa anyep-anyep gitu, pokoknya beda dengan lidah orang Indonesia. Jadi harus beradaptasi supaya mereka mau ke restoran,” kata Yudi yang disambangi di dapur Restoran Batavia, Jumat (13/5).
Pho dibuat dari bahan dasar bihun khas Vietnam yang disajikan bersama dengan kuah kaldu daging, irisan daging sapi tipis, bawang bombay, daun bawang, perasan jeruk nipis, dan cabai rawit yang sudah diiris.
Selain terkenal akan cita rasanya yang nikmat, pho memiliki ciri khas tekstur daging yang sangat lembut dan empuk sehingga memberikan sensasi lumer dan meleleh di mulut.
Baca juga: Berburu aneka kuliner unik khas Vietnam
Selanjutnya : asal usulnya
Asal usul mie pho
Mie pho ini diyakini berasal dari China yang muncul pertama kali pada akhir abad ke-19 di daerah utara Vietnam, pada masa tersebut Vietnam sedang dijajah oleh Perancis.
Nama pho pun diduga diadopsi dari bahasa Prancis karena negara tersebut memiliki sup daging khas Perancis yang bernama "pot au feu".
Proses pembuatan dari kaldu Pho ini juga dipercaya merupakan hasil adaptasi dari kebudayaan Perancis.
Sebagai negara bekas koloni Perancis, budaya kuliner Vietnam memang banyak dipengaruhi negara tersebut. Namun alih-alih menyerap persis makanan Perancis, warga Vietnam justru berkreasi melahirkan makanan baru yang menjadi perpaduan antara timur dan barat.
Pada awalnya masyarakat Vietnam tidak banyak yang mengonsumsi daging sehingga mereka tidak paham cara membuat kaldu dari tulang sapi.
Dari kuliner Perancis mereka kemudian belajar caranya membuat kaldu sapi.
Sedangkan mie yang digunakan pada pho diadaptasi dari mie khas China.
Mie pada pho sebenarnya merupakan gabungan antara tekstur dan bentuk dari mie, kwetiau, dan bihun yang terbuat dari tepung beras.
Tepung tersebut diadon kemudian dibentuk seperti bentuk panjang tipis seperti kwetiau.
Pada tahun 1920-an, penjual kuliner asli Vietnam memadukan mie khas Vietnam ini dengan kaldu daging sehingga jadilah pho seperti yang kamu kenal seperti saat ini.
Lalu pada tahun 1930-an, Pho kemudian tercatat sebagai kuliner khas Vietnam.
Awalnya, Pho ini hanya menyajikan mie dengan irisan daging sapi saja.
Namun berhubung kebanyakan masyarakat Vietnam adalah petani, maka penyajian daging terkadang digantikan dengan sayur-sayuran seperti kemangi, tauge, dan jenis sayuran lainnya.
Dari sinilah pho tak hanya diberi irisan daging saja, tetapi juga aneka sayur-sayuran yang menambah unik cita rasa kuliner ala Vietnam ini.
Baca juga: Lima makanan sehat khas Vietnam tingkatkan imunitas
Baca juga: Mencicipi Xoi, ketan susu ala Vietnam
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022