"Untuk segera bangkit kita perlu sumber daya manusia yang tangguh, berkarakter, dan berdaya saing. Proses pembentukannya harus dimulai dari keluarga," katanya dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Perempuan, menurut Lestari, merupakan aktor sentral dalam pembentukan kualitas keluarga karena peran ibu dalam satu keluarga tidak hanya sebagai manajer dan pendidik, namun menanamkan nilai-nilai yang menjadi acuan bagi anggota keluarga.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: jangan terjebak euforia pelonggaran penggunaan masker
Dengan peran tersebut, kata Rerie sapaan akrab Lestari Moerdijat, berbagai upaya untuk lebih memberdayakan perempuan antara lain dari sisi edukasi, kesehatan, ekonomi, dan politik harus terus ditingkatkan dan terukur.
Apalagi, katanya, pada 100 tahun kemerdekaan RI mendatang diperkirakan bangsa ini mendapat bonus demografi karena 70 persen penduduknya usia produktif.
Baca juga: MPR sebut nilai keindonesiaan harus diimplementasikan dalam keseharian
Baca juga: MPR: Perlu gerakan benahi tata kelola penanggulangan penyakit langka
"Agar mayoritas penduduk pada 2045 mendatang benar-benar mampu meningkatkan produktivitas secara nasional, maka upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus sarat dengan langkah-langkah nyata yang terukur sejak dini," papar dia.
Ia mengatakan pilihan untuk mengedepankan pemberdayaan perempuan dalam tahapan proses menuju kebangkitan nasional harus menjadi kepedulian semua pihak agar tujuan bangsa ini memiliki sumber daya manusia yang berkarakter dan berdaya saing.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022