"Dilihat dari perkembangan model school-nya, homeschooling ini berkembang sangat cepat, belum banyak dikenal masyarakat tapi sudah dijadikan pilihan, bahkan solusi dari permasalahan anak-anak kita," kata dia dalam siaran pers Markplus Inc, Minggu.
Baca juga: Kategori kebutuhan anak termasuk yang terlaris di Tokopedia
Pria yang akrab disapa Kak Seto itu mengatakan, tak jarang stigma masyarakat beranggapan homeschooling bermakna sekolah di rumah.
"Padahal, makna sebenarnya yakni school yang homey. Kami juga memiliki gedung sekolah yang nyaman berbasis komunitas," tutur dia.
Bagi kak Seto, dengan homeschooling, anak-anak bisa belajar kapan saja, di mana saja dan dengan siapa saja. Dia menegaskan, sejak 15 tahun yang lalu belajar adalah hak dan bukan kewajiban.
“Wajib belajar kami kritisi, seolah-olah ada tekanan. Anak didik kita berhak belajar yang nyaman, sesuai dengan konsep homeschooling yang kami kembangkan.”, tegas dia yang menyempatkan hadir di Jakarta Marketing Week pada Sabtu (21/5) itu.
Sementara itu, Deputy Chairman MarkPlus, Inc., sekaligus Dean di MarkPlus Institute Jacky Mussry menuturkan, semua sekolah sekarang sudah mendidik nilai dan mempertimbangkan sekolah termasuk mengajarkan anak menjadi orang yang baik dan berguna terlepas bagaimana sistem pendidikannya.
“Salah satu nilai penting, tapi tidak segalanya adalah bagaimana seseorang bisa menentukan masa depannya sendiri," demikian kata dia.
Baca juga: Anak ogah sekolah, ini saran Kak Seto
Baca juga: Tips memilih lembaga homeschooling
Baca juga: Pendiri sekolah rumah ajarkan anak kebutuhan khusus pendidikan vokasi
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022