"Adenovirus sebagai salah satu hipotesis penyebab hepatitis akut misterius disebabkan karena 74 persen dari total 614 yang terkena, positif Adenovirus, tapi tidak semua Adenovirus," kata Dante Saksono Harbuwono saat sesi tanya jawab dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin.
Dante mengatakan para ahli kesehatan dunia juga terus mendalami 74 persen strain Adenovirus yang dialami pasien untuk memastikan secara klinis sebagai partner konfirmasi dalam kasus hepatitis misterius.
Baca juga: Kemenkes jaga akurasi jumlah kasus hepatitis misterius dengan NAR
Hipotesis kedua terkait penyebab hepatitis akut misterius pada anak di bawah umur 16 diakibatkan oleh sindrom SARS-CoV-2 usai infeksi yang belum diketahui sebelumnya. Ketiga, adalah hipotesis akibat pengaruh obat, racun atau paparan lingkungan.
"Dalam fenomena one health, obat, racun dan paparan lingkungan terutama dari hewan bisa sebabkan penularan pada manusia. Sehingga mungkin hepatitis misterius diakibatkan itu," katanya.
Berikutnya adalah patogen baru yang belum diketahui dan kelima adalah hipotesis varian baru SARS-CoV-2 yang mungkin muncul dan masih terus diteliti.
Dante mengatakan Kemenkes melakukan pemeriksaan terhadap dugaan kasus hepatitis akut misterius melalui sejumlah panel, di antaranya saluran napas, gastrointestinal (saluran cerna) dan hepatitis A, B, C serta E. Seluruhnya dilakukan secara simultan.
"Kita tetap melakukan evaluasi sendiri dengan juga melakukan pemeriksaan panel-panel tersebut," katanya.
Dante mengatakan seluruh hasil pemeriksaan panel terhadap dugaan kasus tersebut di Indonesia juga dikoordinasikan dengan sejumlah otoritas terkait di dunia di antaranya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat maupun World Health Organization (WHO).
Baca juga: Wamenkes sampaikan lima hipotesis perihal penyebab hepatitis akut
Kementerian Kesehatan hingga 17 Mei 2022 telah mendata 14 kasus dugaan hepatitis, yang meliputi satu kasus di Sumatera Utara, satu kasus di Sumatera Barat, tujuh kasus di DKI Jakarta, satu kasus di Jambi, dan tiga kasus di Jawa Timur.
Menurut data Kementerian Kesehatan, tujuh kasus dugaan hepatitis ditemukan pada anak berusia di bawah lima tahun, dua kasus ditemukan pada anak usia enam sampai 10 tahun, dan lima kasus ditemukan pada anak usia 11 sampai 16 tahun.
Dalam upaya menangani penyakit hepatitis akut yang belum diketahui pasti penyebabnya, pemerintah melakukan surveilans, analisis patogen untuk mengetahui varian virus, dan pendataan kasus serta menyusun pedoman tata laksana penanganan kasus dan menunjuk laboratorium untuk memeriksa sampel dari pasien-pasien yang diduga terserang hepatitis akut.
Baca juga: Dokter UI jelaskan fase-fase penyakit hepatitis akut berat
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022