Kementerian Perindustrian menyebut Bahwa industri dalam negeri siap mendukung upaya manajemen bencana dan perlindungan masyarakat dengan berpartisipasi pada pameran tingkat internasional Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) 2022 di Nusa Dua Bali pada 23-28 Mei 2022.
“Pada ajang ADEXCO 2022 ini, kami memfasilitasi sejumlah pelaku industri binaan untuk mereka menampilkan produk-produk atau peralatan dalam negeri yang telah berdaya saing, khususnya sebagai upaya penanganan bencana,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.
Pameran itu merupakan program pendamping dalam rangkaian acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ketujuh.
Mengusung tema “Reinforce Our Future, From Indonesia to the World”, ADEXCO 2022 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan seluruh elemen bangsa terkait pemanfaatan teknologi dalam sebuah penanganan bencana.
Kegiatan yang dihadiri dari kementerian, lembaga, dan pelaku industri ini sebagai pameran dan konferensi terbesar di Indonesia terkait kebencanaan, yang diharapkan dapat menempatkan Indonesia sebagai pusat solusi kebencanaan di kawasan Asia.
Dirjen ILMATE mengemukakan, keikutsertaan dalam pameran ADEXCO 2022, diyakini akan memacu produk industri nasional bisa menembus dan memperluas pasar ekspornya. Langkah strategis ini dinilai mendukung akselerasi pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu, Kemenperin menampilkan upaya optimalisasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dalam keikutsertaan di pameran ini. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong penggunaan produksi dalam negeri di berbagai proyek pemerintah, BUMN maupun swasta.
“Kami optimistis, upaya tersebut mampu membangun kemandirian serta ketahanan ekonomi nasional, terutama di sektor industri, bahkan juga berdampak positif pada ekonomi rakyat,” ujar Taufiek.
Lebih lanjut, program P3DN merupakan langkah konkret keberpihakan terhadap industri dan produk dalam negeri guna memberikan kesempatan bagi industri dalam negeri untuk berkembang dan meningkatkan daya saingnya.
Sebelumnya, Mentreri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, pemerintah serius untuk mengoptimalkan program P3DN karena diyakini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional secara signfikan.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan oleh BPS, dampak pembelian produk dalam negeri senilai Rp400 triliun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 1,67 persen hingga 1,71 persen.
“Jika pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69 persen pada 2021, maka dengan memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri, ekonomi Indonesia dapat terdongkrak hingga 5,36 persen hingga 5,4 persen,” sebut Menperin yang juga selaku Ketua Harian Timas P3DN.
Taufiek menambahkan, semangat penggunaan produk dalam negeri diharapkan juga dapat terwujud dalam pengadaan produk kebencanaan di dalam negeri, di antaranya peralatan pencegahan bencana. Apalagi, pencegahan bencana dengan teknologi IoT sudah banyak digunakan saat ini.
“Di antaranya adalah sistem informasi yang dapat memprediksi bencana (early warning system), atau perkiraan gelombang laut yang dapat menjadi panduan nahkoda menentukan jalur yang akan dilewati,” jelasnya.
Selain itu, terdapat produk drone untuk pemantauan dan pemetaan yang dapat membantu pencegahan bencana di Indonesia. Produk-produk ini sudah diproduksi oleh industri dalam negeri seperti PT INTI dan anggota ASTTA (Asosiasi industri drone).
Berikutnya, produk dalam negeri yang terkait penanganan bencana di antaranya adalah peralatan kesehatan seperti first aid kit, meja operasi portable, jarum suntik hingga hospital bed yang telah diproduksi dalam negeri.
Selain itu, rumah Domus juga menjadi alternatif dalam menjamin rumah sementara bagi korban bencana yang telah diproduksi PT Tata Logam.
“Bahkan, untuk menangani bencana di medan yang berat dan sulit akses, AMMDes dapat menjadi pilihan yang tepat mengingat ketangguhan produk ini,” imbuhnya.
Pada ajang ADEXCO 2022, Ditjen ILMATE Kemenperin menampilkan lima sektor industri yang terkait pencegahan dan penanggulangan bencana, yaitu PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia, PT Tata Logam, PT INTI dan PT Supertone, Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) dan tujuh perusahaan Alkes, serta Asosiasi Sistem & Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) dan sembilan perusahaan drone.
Baca juga: Kemendes PDTT terbitkan buku saku penanganan bencana
Baca juga: BNPB harap RSDC Wisma Atlet jadi referensi penanganan bencana non-alam
Baca juga: Indonesia jadi tuan rumah forum global pengurangan risiko bencana
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022