• Beranda
  • Berita
  • BMKG imbau warga waspadai potensi karhutla di tujuh daerah di NTT

BMKG imbau warga waspadai potensi karhutla di tujuh daerah di NTT

26 Mei 2022 10:54 WIB
BMKG imbau warga waspadai potensi karhutla di tujuh daerah di NTT
Ilustrasi - Kebakaran hutan-lahan. ANTARA/Aprionis.
Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tujuh daerah yang tersebar di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Ada tujuh daerah yang berstatus sangat mudah terjadinya karhutla, yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Rote Ndao, Sabu Raijua, dan Sumba Timur," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Kamis, terkait dengan peringatan dini kebakaran hutan dan lahan yang berlaku pada 26 Mei 2022.

Baca juga: Peringatan dini karhutla di 20 kabupaten/kota di NTT disampaikan BMKG

Agung menjelaskan daerah-daerah rawan karhutla tersebut mengalami suhu matahari yang lebih terik atau panas.

Kondisi itu membuat alang-alang atau dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar.

Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan titik api di area terbuka yang terdapat rumput atau dedaunan kering.

Ia mengatakan munculnya karhutla umumnya terjadi akibat aktivitas manusia, baik disengaja maupun tidak, seperti membuka lahan pertanian atau perkebunan dengan cara membakar, membuang puntung rokok di tumpukan rumput atau daun kering.

Baca juga: Delapan daerah di NTT rawan mengalami kebakaran hutan-lahan

Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini karhutla sebagian wilayah NTT


"Karena itu, kami imbau warga agar menghindari kegiatan seperti ini karena dapat memicu munculnya titik api," katanya.

Agung menambahkan titik api yang muncul di daerah rawan sangat berpotensi mengakibatkan karhutla yang meluas dengan cepat, apalagi dengan adanya angin kencang yang bersifat kering saat musim kemarau.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022