Walaupun tertulis "pork atau babi", faktanya hidangan ini disediakan khusus untuk para penganut gaya hidup dengan menerapkan pola makan tanpa mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan. Tak ada sedikitpun daging babi di dalam hidangan itu melainkan protein kedelai.
"Tidak, tidak sama sekali (mengandung daging babi). Saya pikir ini seperti makanan lokal bukan?, seperti daging babi yang renyah, jadi kami ingin orang-orang mengerti ini substitusi atau alternatif darinya," ujar CEO dan CO-Founder Tastebud Lab dan Bio Buddy, Santi Abakaz.
Baca juga: Diet pangan nabati bisa kurangi risiko kena infeksi saluran kemih
Santi mengakui, kata "babi" mungkin tidak bisa diterima semua kalangan khususnya muslim. Oleh karena itu, mengganti kata "babi" dengan daging bakar renyah menurut dia, bisa menjadi suatu pertimbangkan, demi bisa menghubungkan produknya ke pasaran global.
"Tetapi sekali lagi, biarkan pertanyaan ini (terkait mengandung babi) muncul. Tidak seperti nama universal atau internasional kan? Mungkin kita harus menggunakan seperti daging berbahan dasar wajan yang renyah seperti itu, untuk lebih terhubung atau menjadi lebih internasional atau universal," jelas dia.
Selain "Vegan Crispy Pork Roti", masih ada sejumlah menu lain yang disajikan kepada para pengunjung pameran yang semuanya berbasiskan nabati, salah satunya "Plant-based Skewers with Sticky Rice" dengan bahan utama jamur, beras ketan dan resep miso kacang saus pedas.
Ada juga "Plant-based Crispy Snack" yakni camilan renyah berbasiskan "tuna" nabati dan "Future Dates", sebuah minuman yang terbuat dari teh rasa buah-buahan dan sirup kurma.
Sajian hidangan berbasis nabati masuk dalam segmen khusus THAIFEX - Anuga Future Food Market yang dihadirkan karena mengingat industri makanan global berubah dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ini memacu perkembangan berkelanjutan dari semua sudut.
Zona ini memperlihatkan teknologi Food and Beverage (F&B), bahan alternatif, nutrisi dan solusi berkelanjutan. Produk alternatif dan nutrisi baru ini antara lain berbasiskan tanaman (nabati), protein alternatif, makanan fungsional, bahan alami dan lainnya. Sementara terkait produk keberlanjutan antara lain meliputi produk dengan kemasan yang bisa dikonsumsi dan makanan yang bisa diolah kembali.
Baca juga: Unik, burger vegetarian dibuat dari "3D printer"
Baca juga: Mengenal lebih jauh perbedaan Vegan dan Vegetarian
Baca juga: "Daging" berbahan nabati hadir di Indonesia, dimulai dari burger
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022