• Beranda
  • Berita
  • BNPB: Hampir seluruh Pantura terdampak banjir rob dan gelombang pasang

BNPB: Hampir seluruh Pantura terdampak banjir rob dan gelombang pasang

27 Mei 2022 13:39 WIB
BNPB: Hampir seluruh Pantura terdampak banjir rob dan gelombang pasang
Kondisi rumah warga yang rusak dihantam gelombang tinggi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Selasa (24/5). ANTARA/HO-BNPB

monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan di kawasan pesisir juga penting untuk dilakukan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hampir seluruh wilayah kabupaten/kota di sepanjang Pesisir Pantai Utara (Pantura), Jawa Tengah terdampak oleh banjir rob dan gelombang pasang yang terjadi sejak Senin (23/5).

“Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) fokus pada pengurangan risiko bencana dan meminimalisir dampak apabila terjadi bencana susulan dengan membuat penahan gelombang sementara, membersihkan sumbatan sungai dan melakukan normalisasi muara-muara sungai,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan data per Rabu (25/5), wilayah yang terdampak banjir rob adalah Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang.

Kemudian data per Selasa (24/5), empat desa di Kabupaten Brebes terdampak banjir rob dengan tinggi muka air 10-20 sentimeter. Kota Tegal juga melaporkan empat kelurahan terendam banjir rob hingga ketinggian 45 sentimeter.

Baca juga: Air yang menggenangi kawasan pelabuhan Semarang dipompa ke laut
Baca juga: Pembangunan tanggul darurat di kawasan pelabuhan Semarang dikebut

Sementara itu Kelurahan Dampuak di Kabupaten Tegal dilaporkan terendam air dengan ketinggian 40-100 sentimeter.

Di Kota Pekalongan ketinggian air antara 10-90 sentimeter, sehingga 221 warga terpaksa harus mengungsi. Kabupaten Pekalongan melaporkan empat desa terdampak banjir rob dengan ketinggian 5-40 sentimeter.

Delapan desa di Kabupaten Pemalang terendam banjir dengan ketinggian air 30-100 sentimeter. Sedangkan di wilayah Kabupaten Batang, tinggi air mencapai 40 sentimeter. Menyebabkan 1.847 warga terdampak di lima desa dan dua kelurahan yang berada di Kabupaten Kendal.

Pada Kota Semarang tinggi muka air mencapai lebih dari satu meter setelah tanggul penahan air laut jebol karena tidak mampu menampung air laut yang terus naik akibat gelombang tinggi.

Baca juga: Pemprov Jateng pastikan logistik warga terdampak banjir rob aman
Baca juga: Dampak banjir rob, arus lalu lintas di Jalur Pantura Demak dialihkan

Di Kabupaten Demak, banjir mencapai 25-100 sentimeter itu dan berdampak pada kurang lebih 10 ribu warga dengan ketinggian muka air 25-100 sentimeter. Di Kabupaten Jepara, tinggi banjir hanya kurang lebih 500 meter dari bibir pantai dan merendam permukiman warga dengan ketinggian muka air 10-20 sentimeter.

Menurut Abdul Kabupaten Pati menjadi wilayah yang paling banyak terdampak banjir rob karena berdampak pada enam desa di Kecamatan Dukuhseti, enam desa di Kecamatan Tayu, enam desa di Kecamatan Margoyoso. Selanjutnya lima desa di Kecamatan Trangkil dan tiga desa di Kecamatan Juwana.

Pada wilayah Kabupaten Rembang, di wilayah kabupaten paling timur di bagian utara provinsi Jawa Tengah sedikitnya ada sembilan desa terdampak dengan 119 KK yang terdampak dan 11 orang warga mengungsi.

Sebagai bentuk antisipasi terhadap bencana susulan, Abdul mengaku BPBD telah mendirikan tenda pengungsian dan posko darurat bencana, dapur umum dan menerjunkan tim guna membantu percepatan penanganan bencana.

“Sebagai upaya pengurangan risiko bencana, melalui pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan di kawasan pesisir juga penting untuk dilakukan,” ucap dia.

Baca juga: Pakar UGM: Penggunaan air tanah skala besar di utara Jawa perlu diatur
Baca juga: KNTI ingin penambahan anggaran terkait pemulihan ekosistem pesisir
Baca juga: 5.000 keluarga masih terdampak banjir rob di Semarang

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022