Saat berkunjung ke Kampus Bambu Turetogo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi, Rabu, Presiden menyempatkan diri meninjau berbagai produk pengolahan bambu, termasuk sepeda bambu Spedagi, serta bambu laminasi untuk tiang, dinding, dan lantai.
Presiden juga menyimak paparan tentang konservasi kekayaan bambu endemik Indonesia serta pentingnya bambu bagi restorasi lahan, konservasi air, dan mitigasi perubahan iklim, termasuk melalui penanaman di areal perhutanan sosial dan lahan-lahan kritis, demikian keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Jokowi dan Iriana juga mendapatkan penjelasan dari Ketua Yayasan Bambu Lestari (YBL) Arief Rabik mengenai Kampus Bambu Turetogo. Arief menjelaskan kepada Jokowi mengenai sistem laminasi bambu dan teknologi bambu yang bisa menggantikan kayu.
Baca juga: Presiden Jokowi dianugerahi gelar adat "Mosalaki Ulu Beu Eko Bewa"
Menurut Arief, Presiden memberikan apresiasi dan perhatian terkait penjelasan teknologi pengolahan bambu di Kampus tersebut.
"Tanggapan Pak Presiden positif. Beliau menanyakan tentang beberapa teknologi dan bagaimana caranya untuk membangun pabrik berbasis desa dan laminasi. Saya berterima kasih banyak atas kunjungan Pak Presiden ke Kampus Desa Bambu Turetogo," kata Arief.
Sementara itu, Penasihat Senior YBL Noer Fauzi Rachman mengatakan Kampus Bambu Turetogo selama ini aktif memberi pelatihan kepada para mama pelopor bambu dan anak muda tentang pembibitan bambu mulai dari tunas, pembesaran, hingga praktik pengelolaan hutan bambu lestari.
"Kemudian juga pelatihan bagi pendamping lapangan pandu-pandu bambu, pemerintah daerah, multisektor yang lain, termasuk mengorkestrasi industrinya," jelas Noer.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga sempat berdiskusi dengan Direktur Eksekutif YBL Monica Tanuhandaru dan Ahli Taksonomi Bambu dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Elizabeth Anita Widjaja.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara dalam kunjungan tersebut adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Ketua Penggerak PKK Provinsi NTT Julie Laiskodat, dan Bupati Ngada Andreas Paru.
Baca juga: Presiden Jokowi tinjau Kampus Bambu Turetogo di Ngada
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022