• Beranda
  • Berita
  • Menkes tekankan faskes harus siap wujudkan lansia sehat dan tangguh

Menkes tekankan faskes harus siap wujudkan lansia sehat dan tangguh

3 Juni 2022 11:11 WIB
Menkes tekankan faskes harus siap wujudkan lansia sehat dan tangguh
Tangkapan layar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam Webinar Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (3/6/2022). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti/am.

Layanan kesehatan lansia yang paling penting adalah menjaga agar bapak dan ibu tetap sehat. Bukan mengobati

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menekankan seluruh pelayanan pada setiap fasilitas kesehatan harus siap dan terus ditingkatkan guna mewujudkan penduduk lanjut usia (lansia) yang sehat dan tangguh.

“Pada saat jumlah lansia kita semakin banyak, pada saat populasi kita menua, layanan kesehatan lansia kita sudah harus siap. Layanan kesehatan lansia yang paling penting adalah menjaga agar bapak dan ibu tetap sehat. Bukan mengobati,” kata Budi dalam Webinar Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2022 diikuti di Jakarta, Jumat.

Budi menyebutkan setidaknya terdapat 23 juta lebih lansia yang berusia di atas 60 tahun dari total penduduk negara yang berjumlah sekitar 270 juta orang. Secara persentase, jumlah itu memang relatif lebih rendah dibanding negara lain karena masih berada di bawah 10 persen.

Baca juga: Menkes minta lansia rajin berolahraga dan lakukan skrining kesehatan

Namun, meskipun negara diprediksi memetik bonus demografi yang didominasi oleh usia produktif, jumlah lansia akan terus bertambah mulai tahun 2030.

Akibatnya bila melihat dari kacamata pemerintah, Budi mengaku peningkatan jumlah penduduk lansia itu akan memberikan banyak dampak baik pada masalah kesehatan, masalah sosial ataupun masalah ekonomi.

Dengan demikian, fasilitas kesehatan harus terus ditingkatkan terutama pada pelayanan skrining. Layanan tersebut juga harus dapat ditujukan untuk membantu lansia menjaga kesehatannya, bukan hanya sekadar mengobati penyakit yang sedang diderita.

“Selain olahraga untuk mencegah penyakit, itu perlu skrining seperti medical check up. Orang Indonesia biasanya takut untuk melihat kenyataan seperti itu. Padahal sebenarnya dari pengalaman kita, kematian paling tinggi itu jantung, stroke dan kanker itu bisa di deteksi secara dini. Kalau lebih dini ketahuan sebenarnya bisa dicegah,” ucap Budi.

Baca juga: Menkes: Pendapatan industri kesehatan RI berpotensi naik

Budi menambahkan untuk mewujudkan lansia yang sehat dan tangguh, salah satu upaya yang sudah dilakukan pihaknya adalah dengan meluncurkan Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Aplikasi tersebut merupakan sebuah wadah untuk mencatat hasil skrining pemeriksaan penyakit para lansia.

Pencatatan pada aplikasi termasuk hasil pemeriksaan tekanan darah, kondisi indra tubuh, kadar gula darah, kolesterol di dalam darah dan lain sebagainya.

“Itu bisa lewat BPJS jadi tidak perlu bayar lagi. Karena tidak semua orang menggunakan handphone, nanti untuk hasil pemeriksaan dan vaksin bisa dimasukkan ke sana. Jadi bapak dan ibu tahu hasilnya seperti apa,” ujar dia.

Baca juga: Menkes ingin 50 persen bahan baku obat tersedia di dalam negeri

Budi berharap dengan terus dimajukannya pelayanan kesehatan, lansia dapat rajin melakukan skrining agar semua penyakit yang diderita dapat terdeteksi lebih dini dan meningkatkan persentase kesembuhannya.

Budi juga mengatakan semua program yang dibuat oleh pemerintah tidak dapat sukses dengan sendirinya. Dirinya mengajak semua pihak untuk bekerja sama menyukseskan semua program tersebut supaya negara bisa membangun penduduk yang berkualitas, sehat dan produktif.

“Kementerian Kesehatan tidak mungkin bisa melakukan ini sendiri. Kita harus melakukannya bersama-sama. Semua program kita tidak bisa jalan kalau dilakukan oleh kita sendiri, harus bersama dengan berbagai komunitas,” kata dia.

Baca juga: Kemenkes pangkas birokrasi izin pemanfaatan bahan baku obat domestik

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022