• Beranda
  • Berita
  • Dolar menguat, terkerek pertumbuhan pekerjaan AS lampaui ekspektasi

Dolar menguat, terkerek pertumbuhan pekerjaan AS lampaui ekspektasi

4 Juni 2022 06:28 WIB
Dolar menguat, terkerek pertumbuhan pekerjaan AS lampaui ekspektasi
Ilustrasi - Uang dolar AS. ANTARA/Erhan Demirtas/NurPhoto/pri.

Data pekerjaan yang kuat mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga tambahan memasuki paruh kedua tahun ini

Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah laporan ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan menunjukkan pasar tenaga kerja yang ketat dapat menjaga Federal Reserve (Fed) pada jalur agresif kenaikan suku bunga.

Data penggajian non-pertanian (Non-Farm Payrolls/NFP) meningkat 390.000 pekerjaan bulan lalu, Departemen Tenaga Kerja mengatakan dalam laporan ketenagakerjaan yang diawasi ketat pada Jumat (3/6/2022). Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan angka penggajian meningkat sebesar 325.000 pekerjaan pada Mei.

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,4 persen pada 102,16 setelah naik setinggi 102,22 menyusul laporan pekerjaan. Untuk minggu ini, indeks naik sekitar 0,5 persen.

"Kami memiliki angka nonfarm payrolls yang cukup solid," kata Pialang Mata Uang Senior Silicon Valley Bank Minh Trang, di Santa Clara, California.

Baca juga: Saham global naik dan dolar stabil, jelang laporan pekerjaan AS

"Data pekerjaan yang kuat mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga tambahan memasuki paruh kedua tahun ini," tambah Trang.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase tahun ini, dan sebagian besar pembuat kebijakan Fed mengharapkan kenaikan suku bunga setengah poin persentase pada masing-masing dari dua pertemuan berikutnya.

Presiden Federal Reserve Bank Cleveland Loretta Mester mengatakan pada Jumat (3/6/2022) bahwa dia sedang mencari bukti "menarik" bahwa inflasi telah mencapai puncaknya sebelum mengurangi laju kenaikan suku bunga Fed dari apa yang menurut pembuat kebijakan kemungkinan akan menjadi kenaikan setengah poin pada Juni dan Juli.

Investor memiliki pandangan beragam pada greenback, yang masih dekat dengan tertinggi dua dekade terhadap sekeranjang rekan-rekannya.

Kepala Penelitian Valas Global Deutsche Bank, George Saravelos, mengatakan dolar sedang "menentukan premi risiko safe-haven yang sangat ekstrem sehingga jarang bertahan dari waktu ke waktu dan sekarang dalam proses bersantai (melepas lelah)."

Baca juga: Harga emas jatuh 21,2 dolar, tertekan dolar dan yield obligasi AS

Para analis bullish berpendapat bahwa siklus pengetatan Fed didasarkan pada cerita pertumbuhan yang lebih kuat dari Eropa, terutama setelah embargo minyak Rusia, yang mungkin merugikan ekonomi zona euro.

Dolar naik 0,8 persen ke level tertinggi lebih dari tiga minggu di 130,85 yen, dengan mata uang Jepang tidak jauh dari level terendah dua dekade yang disentuh pada Mei karena bank sentral Jepang (BoJ) tetap pada kebijakan suku bunga super rendah.

Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda - yang mengatakan bank tidak akan menarik kembali stimulus moneter besar-besaran karena kenaikan inflasi baru-baru ini sebagian besar didorong oleh biaya komoditas bahan mentah dan kemungkinan sementara - mengatakan pada Jumat (3/6/2022) bahwa dia tidak menginginkan harga naik terlalu banyak ketika pertumbuhan pendapatan rumah tangga masih lemah.

"Semua orang, termasuk ECB, berbicara tentang suku bunga yang lebih tinggi dan sebagainya, tetapi kami tidak melihat obrolan semacam itu ketika berbicara tentang BoJ," kata Trang dari Silicon Valley Bank.

"Saya pikir itu sebabnya Anda telah melihat pergerakan berlebihan ke sisi bawah untuk yen," tambah Trang.

Baca juga: Harga minyak naik, ditopang ekspektasi OPEC+ naikkan produksi

Di pasar uang kripto, bitcoin tergelincir 3,0 persen menjadi 29.513,95 dolar AS, karena mata uang digital terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar itu terus berjuang untuk mengatasi tekanan jual yang telah membawanya di bawah level 30.000 dolar AS.


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022