Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), yang merupakan perusahaan internasional milik pemerintah federal Jerman mendukung Kota Kediri, Jawa Timur, dalam percepatan pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) regional.TPA semakin lama semakin terbatas kapasitasnya
Kepala Bappeda Kota Kediri Chevy Ning Suyudi mengemukakan GIZ nantinya akan mendanai penyusunan pre feasibility study (studi kelayakan awal) untuk pembangunan TPA Regional Kediri.
"Alhamdulillah kami bertemu dengan beberapa international expert seperti Mr. Doug dari Kanada yang memiliki keahlian di bidang solid waste management serta Mr. Rhys dari Australia yang merupakan ahli finansial," katanya di Kediri, Selasa.
Ia mengatakan, pihaknya mengadakan pertemuan yang merupakan sesi konfirmasi data. Sebelumnya, pada Maret, pemkot dengan tim terkait sudah diskusi terkait rencana pembangunan TPA regional tersebut.
"Kami sudah berdiskusi dan berbagi data dan ada beberapa data yang perlu kami klarifikasi mana yang valid disampaikan, antara lain terkait berapa timbulan sampah, berapa yang bisa dikelola dan berapa kemampuan pembiayaan kita untuk sharing berupa tipping fee dan lain sebagainya," kata dia.
Baca juga: DLHKP Kota Kediri maksimalkan peran bank sampah
Baca juga: Peserta "Magang Merdeka" di Kediri ciptakan aplikasi bank sampah
Chevy juga menjelaskan program yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bekerja sama dengan GIZ ini sudah berlangsung sejak awal tahun dan saat ini masuk tahap laporan tengah proyek.
"Kami ucapkan terima kasih kepada Kemenkomarinves dan Pemerintah Provinsi Jatim yang sudah memfasilitasi kami atas kerja sama dengan GIZ. Ini jadi perhatian semua bahwa TPA semakin lama semakin terbatas kapasitasnya. Kami dari Pemkot Kediri berharap agar pembangunan TPA regional bisa segera terealisasi," kata dia berharap.
Chevy menambahkan, Pemerintah Kota Kediri menyambut baik adanya proyek tersebut. Salah satunya karena TPA yang ada di kawasan Klotok sudah melebihi kapasitas di akhir tahun nanti.
Volume sampah yang masuk ke TPA kurang lebih sekitar 140 ton sampah setiap hari. Jika tidak segera ada TPA regional, pemkot akan kewalahan menyediakan lahan.
Baca juga: Wagub Jatim apresiasi pembangunan TPST Samtaku Lamongan
Chevy juga menjelaskan program yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bekerja sama dengan GIZ ini sudah berlangsung sejak awal tahun dan saat ini masuk tahap laporan tengah proyek.
"Kami ucapkan terima kasih kepada Kemenkomarinves dan Pemerintah Provinsi Jatim yang sudah memfasilitasi kami atas kerja sama dengan GIZ. Ini jadi perhatian semua bahwa TPA semakin lama semakin terbatas kapasitasnya. Kami dari Pemkot Kediri berharap agar pembangunan TPA regional bisa segera terealisasi," kata dia berharap.
Chevy menambahkan, Pemerintah Kota Kediri menyambut baik adanya proyek tersebut. Salah satunya karena TPA yang ada di kawasan Klotok sudah melebihi kapasitas di akhir tahun nanti.
Volume sampah yang masuk ke TPA kurang lebih sekitar 140 ton sampah setiap hari. Jika tidak segera ada TPA regional, pemkot akan kewalahan menyediakan lahan.
Baca juga: Wagub Jatim apresiasi pembangunan TPST Samtaku Lamongan
Baca juga: Semua elemen masyarakat Jatim diajak perangi buang sampah di sungai
Pemkot dengan tim juga diskusi panjang terkait rencana pembangunan TPA regional itu dengan GIZ, perusahaan internasional milik pemerintah federal Jerman yang beroperasi di berbagai bidang di lebih dari 130 negara tersebut. GIZ umumnya bekerja sama dengan pemerintah negara, lembaga negara, dan sektor swasta.
Setelah diskusi dan klarifikasi data, kemudian dilanjutkan dengan tinjauan lapangan. Lokasi yang dipilih yaitu TPA Klotok dan tempat pengepul. Studi kelayakan TPA ini tidak hanya fokus pada pembangunan TPA saja, tetapi juga mempelajari bagaimana sejak sampah dibuang, kemudian diangkut ke TPS, bank sampah dan pengepul hingga ke TPA.
Baca juga: Jatim kembangkan pengolahan sampah plastik menjadi energi listrik
Pemkot dengan tim juga diskusi panjang terkait rencana pembangunan TPA regional itu dengan GIZ, perusahaan internasional milik pemerintah federal Jerman yang beroperasi di berbagai bidang di lebih dari 130 negara tersebut. GIZ umumnya bekerja sama dengan pemerintah negara, lembaga negara, dan sektor swasta.
Setelah diskusi dan klarifikasi data, kemudian dilanjutkan dengan tinjauan lapangan. Lokasi yang dipilih yaitu TPA Klotok dan tempat pengepul. Studi kelayakan TPA ini tidak hanya fokus pada pembangunan TPA saja, tetapi juga mempelajari bagaimana sejak sampah dibuang, kemudian diangkut ke TPS, bank sampah dan pengepul hingga ke TPA.
Baca juga: Jatim kembangkan pengolahan sampah plastik menjadi energi listrik
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022