Unand tambah dua guru besar perempuan

8 Juni 2022 17:31 WIB
Unand tambah dua guru besar perempuan
Rektor Unand Prof Yuliandri (tengah) bersama Guru Besar Prof  Henny Lucida (tiga dari kiri) dan Prof  Febriyenti ( tiga dari kanan) pada pengukuhan di Padang, Rabu. ANTARA/Ikhwan Wahyudi.
Universitas Andalas (Unand) Padang menambah dua orang guru besar perempuan ilmu Farmasetika pada Fakultas Farmasi yang dikukuhkan di Padang, Rabu.

"Hari ini ada dua orang dosen dengan jabatan akademik tertinggi dikukuhkan, yakni Prof Henny Lucida dan Prof Febriyenti," kata Rektor Unand Prof Yuliandri di Padang, Rabu.

Ia menyampaikan Ilmu Farmasetika merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan bahan obat-obatan, seni peracikan obat serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat.

"Selain itu perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien," ujarnya.

Baca juga: Guru Besar: Belut dapat jadi suplemen kesehatan dan obat luka

Baca juga: Unand terima 2.804 mahasiswa baru lewat jalur Sima


Pada kesempatan itu Prof. Henny Lucyda memaparkan orasi ilmiah yang yang berjudul “Nanostructured Lipid Carriers sebagai Sistem Penghantaran tertarget untuk Obat dan Kosmetika Bahan Alam”.

Orasi tersebut menggambarkan aplikasi teknologi nano di berbagai bidang pada tiga dekade terakhir yang telah memberikan dampak positif dalam efisiensi proses dan peningkatan nilai produk.

Termasuk mengatasi beberapa permasalahan terkait sifat- sifat kimia bahan obat yang tidak ideal dan menghasilkan efisiensi proses dalam produksi skala besar sehingga dapat meringankan biaya.

Dalam pengobatan dikenal istilah nanomedicine yang difokuskan pada pengembangan sistem penghantar obat tertarget, terutama sebagai anti kanker.

Pembuatan sistem penghantar berbasis lipid dengan ukuran nanometer memberikan keuntungan untuk bahan obat yang mudah terurai dan yang sulit menembus membran sel menuju target.

Sementara Prof. Febriyenti memaparkan orasi berjudul Belut sebagai Suplemen Kesehatan dan Obat Luka.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Prof. Febriyanti, ternyata belut mengandung protein, lemak dan zat gizi yang tinggi.

Prof. Febriyenti berhasil membuat formula belut menjadi kapsul dan tablet belut yang praktis dalam penyimpanan dan pemakaiannya.

Selanjutnya, belut juga mengandung asam amino dan asam lemak yang diperlukan dalam proses penyembuhan luka. Belum banyak obat luka yang menggunakan bahan alam yang dapat berfungsi untuk mempercepat penyembuhan luka.

Rektor berharap hasil penelitian yang berguna bagi perbaikan dan kemajuan kehidupan masyarakat tentu ditunggu oleh masyarakat luas.

Sementara Ketua Dewan Profesor Unand Prof Helmi menyebutkan saat ini terdapat 150 guru besar di Unand dan sepertiga diantaranya adalah guru besar perempuan.

"Saat ini jumlah dosen Unand mencapai 1.500 orang dan target jumlah guru besar 40 persen, sementara saat ini baru 10 persen," kata dia.

Untuk itu pihaknya menyiapkan program riset dan publikasi untuk mempercepat guru besar bagi para doktor agar kredit poin bisa tercapai pada aspek publikasi.*

Baca juga: Unand serahkan bibit durian juara kontes pada petani di Padang

Baca juga: Unand segera miliki Laboratorium Sentral pendukung riset

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022