Hal tersebut salah satunya terbukti dengan naiknya beberapa saham perusahaan digital nasional seperti PT Goto Gojek Tokopedia terus mengalami peningkatan sejak terkoreksi di bulan Mei.
"Ini sebagai salah satu bentuk investor pasar modal Indonesia yang masih mempercayai saham di sektor teknologi. Terlebih lagi GOTO dan BUKA merupakan aplikasi yang dibangun dan dibuat oleh putra putri Indonesia," kata Kartika dalam siaran pers dikutip Kamis.
Baca juga: Pemerintah tegaskan komitmen bangun infrastruktur telekomunikasi
Pada penutupan 8 Juni, emiten berkode GOTO ini ditutup menguat menjadi Rp378 atau naik 3,85 persen. Kenaikan saham GOTO juga diikuti oleh saham Bukalapak yang juga ditutup menguat di penutupan pasar 8 Juni.
Emiten yang mempunyai kode BUKA ini ditutup menguat 2,86 persen menjadi Rp288. Padahal beberapa saham blue chip lainnya tengah mengalami koreksi akibat sentimen meningkatnya inflasi di Amerika.
"Harga saham GOTO yang saat ini mengalami kenaikan merupakan bukti investor masih percaya dengan bisnis yang dijalankan oleh Gojek dan Tokopedia. Gojek dan Tokopedia merupakan salah satu emiten teknologi berpotensi mendapatkan keuntungan dari digital ekonomi Indonesia yang akan terus tumbuh," kata Kartika.
Selain GOTO dan BUKA, emiten teknologi, bank digital juga mengalami kenaikan harga saham. Bank Jago misalnya, emiten yang memiliki kode ARTO ini juga mengalami kenaikan harga saham menjadi Rp8.525 atau meningkat 3,96 persen. Allo Bank Indonesia juga mengalami kenaikan tipis 0,79 persen atau menjadi Rp3.850.
Saham GOTO dipatok Rp338 per lembar saat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jika membeli saham pada saat IPO, investor berpeluang mendapatkan capital gain Rp30 per lembar saham atau 11,8 persen. Kenaikan harga saham GOTO ini juga memberikan potensi keuntungan Telkomsel.
Jika mengacu pada pembelian saham GOTO oleh Telkomsel di Rp270 dan di mark to market dengan harga saham penutupan 8 Juni 2022, maka Telkomsel berpotensi untuk mendapatkan capital gain sebesar Rp108 per lembar saham atau 40 persen.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,3 sampai 5,9 persen dengan sumber pertumbuhan dari sisi pengeluaran atau konsumsi di kisaran 5 persen. Skenario optimistis itu tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rancangan Awal Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2023.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menegaskan hal itu sangat mungkin dicapai karena pemerintah terus memberikan dukungan melalui investasi dan pembiayaan stimulus perpajakan, mendorong daya saing investasi dan ekspor, serta peningkatan kapasitas sumberdaya manusia termasuk melalui Program Kartu Prakerja dan adopsi teknologi digital nasional.
Bahkan, Pemerintah juga akan memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022. Indonesia menetapkan tiga prioritas nasional dalam Presidensi G20 yakni berkaitan dengan arsitektur kesehatan global yang lebih inklusif, transformasi digital khususnya digital economy, dan yang ketiga terkait dengan transisi energi.
Baca juga: Mendag sebut digitalisasi tiket emas pemulihan ekonomi dari pandemi
Baca juga: Menkominfo bertemu perwakilan Google bahas ekosistem digital
Baca juga: Inovasi perdagangan dan layanan keuangan dorong transformasi digital
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022