"Kami pastikan situasi sudah terkendali. Mohon masyarakat tidak panik, segera kembali ke rumah masing masing. Kalau mereka takut ke rumah, bikin tenda di rumah masing-masing," ujar Suharyanto pada rapat koordinasi percepatan penanganan usai gempa bumi di Kantor Gubernur Sulbar, Kamis.
Ia menyampaikan tidak satu pun ilmu di dunia ini yang bisa mendeteksi kapan terjadinya gempa.
Baca juga: Pengungsi gempa di Mamuju butuh perlengkapan bayi
"Tetapi, dengan perkembangan semakin tinggi, BMKG sudah memasang sesar, begitu kejadian kemarin, kemudian timbul lagi gempa susulan empat kali, tetapi semuanya menurun, sehingga kami pastikan situasi sudah terkendali," kata Suharyanto.
Namun, Kepala BNPB menyarankan agar pemerintah daerah membentuk satgas tanggap darurat. Tujuannya, untuk melakukan validasi data dampak gempa magnitudo 5,8.
"Ditanggap darurat dilakukan penanganan awal. Informasi awal 17 orang luka. Jangan sampai masih ada yang tidak tertangani, cari betul. Seminggu ini cari betul mana yang luka parah, mana gedung yang rusak. BNPB akan membantu. Pertama masyarakat dan rumah masyarakat. Mohon bupati agar segera mempercepat pendataan dan BNPB membantu segera," kata Suharyanto.
Ia berharap agar edukasi terus berjalan guna meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa Sulbar rawan bencana. "Nanti saya akan kerja sama BMKG, meningkatkan budaya sadar bencana," ucap Suharyanto.
Baca juga: Kemensos kirim makanan hingga matras tanggapi korban gempa Mamuju
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik menyampaikan kehadiran Kepala BNPB menjadi kekuatan bagi masyarakat Sulbar dalam menghadapi bencana. Apalagi, saat ini masyarakat masih khawatir atas kejadian gempa tahun sebelumnya.
"Peristiwa 2021 sangat menghantui masyarakat kita. Sehingga, setelah kejadian, sejumlah masyarakat langsung mengungsi," kata Akmal Malik.
Hanya saja, masyarakat belum terkoordinasi dalam melakukan pengungsian, sehingga ia berharap terus dilakukan edukasi masyarakat memberikan kesadaran agar bisa hidup ramah dengan bencana.
"Sulbar berada di atas wilayah rawan bencana. Sulbar rawan terhadap bencana gempa, banjir, longsor. Jadi, membutuhkan perhatian luar biasa dan membutuhkan edukasi kepada masyarakat dalam menyikapi bencana," kata Akmal Malik.
Baca juga: Dinkes Mamuju jamin ketersediaan obat-obatan bagi para pengungsi
Baca juga: Kepala BNPB ke Mamuju guna percepatan penanganan gempa
Kunjungan Kepala BNPB ke Sulbar sekaligus menyerahkan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) dan bantuan logistik serta peralatan kepada Pemerintah Provinsi Sulbar.
Bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp250 juta untuk Pemprov beserta logistik dan peralatan kebencanaan, DSP Rp100 juta untuk Polda Sulbar, DSP Rp150 juta untuk Danrem 142/Tatag dan DSP untuk dua kabupaten, Majene-Mamuju masing masing Rp250 juta.
Usai rakor di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Sulbar, Kepala BNPB bersama rombongan meninjau lokasi pengungsian di Stadion Manakarra Mamuju.
Pewarta: Amirullah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022