Menurut ganda putra unggulan kelima, Lee/Wang memang kerap memberikan drive yang rapat kepada lawan. Namun hal ini justru menjadi kondisi favorit yang menguntungkan pola permainan Fajar/Rian.
"Tipe mereka memang suka drive ya, dan itu malah jadi kesukaan kami karena tidak perlu angkat bola atau sering smes. Pokoknya kami tinggal tunggu bola dari mereka saja di depan, tahan saja," kata Fajar soal pertandingannya di Istora Senayan Jakarta.
Pengembalian drive terbukti menguntungkan Fajar/Rian dalam beberapa kesempatan. Saat wakil Indonesia unggul satu atau dua poin, Lee/Wang biasanya akan memainkan drive andalan mereka untuk memberikan tekanan balik.
Namun pada kasus pertandingan hari ini, drive yang dilakukan peraih medali emas Olimpiade Tokyo itu justru tak terukur dan kerap berakhir dengan kehilangan poin.
Baca juga: Fajar/Rian singkirkan peraih medali emas Olimpiade menuju semifinal
Hal ini menjadi keunggulan yang dimiliki Fajar/Rian atas Lee/Wang yang belum dibukukan oleh Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sekalipun. Kini Fajar/Rian mencatatkan skor pertemuan 4-1 dengan ganda putra asal Taiwan itu.
"Kalau dibilang cocok-cocokan ya tidak tahu, karena mereka (Lee/Wang) juga pemain yang luar biasa. Setiap pemain punya hasil pertandingan yang berbeda-beda, dan kebetulan gaya main mereka pas di kami," Fajar menuturkan.
Selanjutnya di babak empat besar, Fajar/Rian akan menghadapi ganda putra asal China yaitu He Ji Ting/Zhou Hao Dong. Sejauh ini, catatan pertemuan mereka imbang 1-1.
Sebagai strategi dasar, mereka akan berusaha menyerang terlebih dulu agar tidak ditekan sejak awal gim. Sebisa mungkin mereka berusaha mengembangkan permainan dari lawan.
"Kelebihan pemain China punya tenaga yang besar, antisipasinya ya kami harus menyerang lebih dulu. Kalau mereka yang menyerang duluan malah kami yang akan kesulitan," kata Rian.
Baca juga: Minions atasi rasa sakit menuju semifinal Indonesia Masters 2022
Baca juga: Tampil berani kunci Apriyani/Fadia menangi perempat final
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022