Dari pantauan di Terminal Simbuang, Senin Sore, warga terlihat membuat tenda-tenda darurat di ruang tunggu dan sebagian memanfaatkan tempat duduk terminal sebagai tempat tidur.
"Kami tidur seadanya di tempat duduk ruang tunggu terminal karena tidak ada tenda yang disiapkan," kata salah seorang pengunsi, Firman.
Ia mengatakan, sebagian besar warga yang mengungsi di Terminal Simbuang, merupakan warga di sekitar bantaran Sungai Karema yang rumahnya sangat terdampak saat terjadi banjir pada Minggu sore (12/6).
Baca juga: Sebagian pengungsi di Mamuju masih trauma pulang ke rumah
Walaupun saat ini air sudah surut dan banyak warga mulai membersihkan rumah mereka, namun Firman mengaku masih akan bertahan di pengungsian karena rumahnya rusak dan dipenuhi lumpur.
"Siapa yang mau tinggal seperti ini. Kami bersama lebih 100 warga lainnya masih bertahan karena rumah kami rusak dan dipenuhi lumpur," tuturnya.
"Kami berharap, ada perhatian dari pemerintah sebab tidak mungkin kami memperbaiki rumah kami dalam kondisi seperti ini," ujar Firman.
Apalagi tambahnya, trauma banjir bandang yang melanda Kabupaten Mamuju empat tahun silam ditambah gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Januari 2021 dan gempa berkekuatan 5,8 magnitudo pada Rabu (8/6) masih membayangi warga di kawasan tempat tinggalnya.
"Saat gempa pekan lalu, kami juga mengungsi di sini (Terminal Simbuang) dan berselang sehari setelah kembali ke rumah, kami kembali mengungsi di Terminal Simbuang," kata Firman.
Warga lainnya, Sisilia mengaku juga masih tetap bertahan di tempat pengungsian di Terminal Simbuang karena rumahnya rusak diterjang banjir bercampur lumpur.
Baca juga: Pemkab Majene imbau pengungsi gempa kembali ke rumah
"Hanya sekitar setengah jam air tiba-tiba naik sehingga kami langsung mengungsi ke sini. Hanya sedikit baju yang bisa kami bawa sementara sebagian pakaian anak-anak saya dan suami terbawa air," tutur Sisilia yang mengungsi bersama dua anaknya yang baru berusia dua tahun dan tiga tahun.
Saat ini kata dia, yang paling dibutuhkan para pengungsi adalah tenda, pakaian anak-anak dan pakaian bekas untuk orang dewasa.
"Selain rumah rusak, banyak perabotan rumah juga hanyut. Kalau bantuan makanan lumayan, begitupun dengan obat-obatan dan susu untuk anak-anak, tadi sudah ada yang memberikan bantuan," tutur Sisilia.
Pewarta: Amirullah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022